BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Emas, adalah salah satu komoditi paling menguntungkan untuk investasi. Salah satu kecenderungan mengapa orang awam akan berinvestasi pada komoditi ini, emas, karena harganya diramalkan akan terus naik.
“Dalam ilmu perencanaan keuangan, kami tidak pernah diajarkan untuk berinvestasi pada komoditi, atau produk yang kita ramal kenaikannya, sebagaimana menimbang risiko yang mungkin akan terjadi,” kata Perencana Keuangan Safir Sanduk.
Jika ada satu produk diramal akan naik dalam 2-3 bulan ke depan, sehingga membuat seseorang melakukan tindakan membeli, padahal ada risiko ketidakpastian, menjadi konsekuensi yang harus ditanggung. Menurut Safir, para investor emas pemula perlu memahami hal ini.
Dalam dunia finance, ramalan-ramalan seperti ini disebut metode timing dan cara itu masing dipakai, terutama untuk membeli saham consumer good. Namun, lain halnya jika kita ingin berinvestasi di emas.
Dia mengatakan, untuk instrumen investasi seperti saham consumer good—yang bisa tahan dengan kondisi krisis—metode ini masih relevan untuk dipakai.
“Kalau untuk investasi emas, kami tidak pernah menyarankan menggunakan metode ramalan seperti ini,” katanya.
Safir berkata, siapapun tak akan bisa meramalkan dengan tepat terhadap pergerakan harga pasti untuk suatu komoditi (emas). Meramal kenaikan atau penurunan harga emas, adalah suatu hal yang sangat sulit untuk dilakukan.
Apa yang bisa dilakukan untuk investor pemula?
Safir Sanduk mengatakan, sebagai pemula, calon investor bisa melakukan analisis fundamental—dengan melihat pergerakan harga emas dari masa lalu. “Harga emas sangat jarang mengalami penurunan secara drastis. Turun memang, tapi pelan-pelan,” tuturnya.
Namun, dalam banyak fenomena, harga emas akan mengalami kenaikan sangat drastis di tengah kondisi ketidakpastian. Misalnya, dalam situasi krisis, kerusuhan atau seperti pandemi saat ini.
Dari analisis ini, kata dia, dapat diketahui bahwa emas merupakan komoditi yang unik. Momentum ketidakpastian akan membuat harga emas melambung, bahkan di luar perkiraan.
Emas, adalah hak aset. Sama seperti properti. “Tapi harga emas jauh lebih murah dari harga properti.” Oleh sebab itu, emas menjadi salah satu komoditi yang diinvestasikan. Hal ini lah yang membuat orang cenderung melakukan aksi beli dalam jumlah besar saat dihadapkan pada situasi yang tidak pasti.
“Jika asumsi yang kita pakai untuk berinvestasi emas, adalah pergerakan harga masa lalu, maka belilah emas. Kalau di masa lalu kita sudah beli emas, apakah sekarang waktu yang tepat untuk jual. Menurut saya, kalau nggak perlu-perlu amat, tahan aja dulu. Kalau bisa beli terus. Tapi kalau memang butuh, silahkan dijual mumpuh harganya lagi tinggi,” terangnya. (bpc2)
Sumber: Tayangan video di youtube CNN Indonesia tayang pada 28 Juli 2020.