BERTUAHPOS, PELALAWAN – Gagasan Bupati Pelalawan HM Harris mengangkat gelombang Bono di Kecamatan Teluk Meranti, sebagai salah satu objek wisata sepertinya membuahkan hasil yang positif. Hal tersebut menyusul, fenomena Bono masuk kepada tujuan wisata nasional.
Â
Dari 148 tujuan wisata nasional, pesona Gelombang Bono yang merupakan gelombang yang dielu – elukan para surver dunia masuk kedalam 27 tujuan wisata nasional dan berkesempatan menjadi nominasi peraih Citra Award 2013 yang ditaja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Â
“Jadi 27 tujuan wisata ini akan dinilai kembali tidak hanya dari Kemenparekraf namun juga ada panitia khusus seperti Praktisi pariwisata dan dari berbagai lembaga,” terang Kadis Budparpora Pelalawan H.Zulkifli,S.Ag.
Â
Menurutnya,pihak Disbudparpora Pelalawan baru – baru ini telah membawa 4 orang dari pusat yakni 2 orang dari Kemenparekraf RI dan 2 orang praktisi pariwisata untuk kembali melakukan penilaian di kawasan Bono di Kecamatan teluk Meranti.
Â
“Jadi setelah tim menilai dari pusat,akan ditentukan juara – juaranya.Kita tetap optimis terhadap Pesona Wisata Bono.Namun Kita tidak muluk – muluklah masuk dalam nominasi saja sudah bersyukur.Tim penilai sedang bekerja.Mudah – mudahan Bono yang didukung dengan panorama alam dan linkungan hijau yang asri dapat berbicara banyak dalam wisata nasional maupun Internasional dimasa depan.Dalam waktu dekat akan didapat hasilnya dan Kita langsung diundang ke Jakarta,” terangnya.
Â
Guna menunjang fasilitas pesona Bono ini Zulkifli menyebutkan, pada tahun ini Masterplan Bono akan mulai dikerjakan .Paling tidak ada 3 point penting dalam Masterplan Bono yakni,pembangunan menara pandang untuk memantau gelombang Bono di Tanjung Bau – bau, pengkajian lahan didaratan seluas 600 hektar serta pengkajian tim ahli tarhadap kawasan gelombang Bono di Sungai itu sendiri.
Â
“Itu semua adalah pengajuan langsung dari Bapak Bupati Pelalawan H.M.Harris agar wisata Bono dapat segera go Internasional sembari melakukan berbagai persiapan dalam hal sarana dan prasarana yang diajukan ke Pemerintah maupun melalui investor lokal maupun luar,” Papar Zulkifli.
Â
Sebagaimana diketahui, sejak digarap secara serius oleh Pemda Pelalawan bono ini sudah dikenal banyak oleh masyarakat luas. Bahkan kosohoran, ombak aneh ini, menyulutkan minat para pecinta dunia surfing yang menyalurkan adrenali yang lebih menantang jika dibanding menaklukkan ombak dahsyat di Hawai maupun di Kute Bali. Gelombang boni jauh lebih menantang dan memiliki sensasi tersendiri saat berda di atas buih-buih yang mengapuh di bibir sungai Kampar.
Â
Gelombang bono dengan ketinggian mencapai 12 meter ini dan lintasannya sepanjang 30 meter ditambah lagi sensasi pemandangan buturan ombak menerjang benda-benda yang berada di sepanjang aliran sungai. Hal ini tentu menjadi sebuah pemandangan fantastis yang tidak dijumpai di dunia surfing pantai. Lantaran fenomena inilah, peselancar dunia mendokomentasikan kemampuan mereak menjajal bono dan dipromosikan di stasiun televisi asing. Bahkan dokementasi ini menempati posisi ketiga festival film pendek dunia di Amerika.
Â
Tidak itu saja, agar bono ini lebih terkenal, Pemda Pelalawan telah mengagendakan festifal tahunan yang di beri nama ‘Bakudo Bono’ yang diselenggarakan pada 18 November 2013 mendatang. Sebagian surver dunia telah ikut mendaftar untuk memeriahkan acara ini. Diantaranya dari Brazil,Kanada,Australia Mentawai dan lain lain. Selain itu berbagai kegiatan juga dilaksanakan seperti perlombaan rakyat bazar pentas seni dan lain – lain.
Â
“Kita mengundang seluruh pihak,baik dari kabupaten/kota se – Provinsi Riau,perusahaan dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukana untuk lebih memperkenalkan Bono serta Seni dan Budaya Kabupaten Pelalawan,” tutup Zuklifli.
Â
Â
(riauterkini.com)