BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Menteri Keuangan Sri Mulyani ingin pakai dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk membangun Ibu Kota Negara (IKN).
Dalam rencananya, dana PEN yang akan dipakai untuk membangun IKN sebesar Rp178 triliun. Tapi, usulan itu ditolak DPR karena dianggap melanggar aturan.
Sri Mulyani pun akhirnya akan mengusahakan dana dari sumber lain untuk pembangunan IKN Nusantara. Usulan ini dianggap sangat tak logis bagi pengamat politik Rocky Gerung.
“Beliau yang merancang pemulihan ekonomi. Dia punya determinasi untuk menghidupkan ekonomi. mengaktifkan langsung hal-hal yang berkaitan dengan rakyat,” katanya.
“Artinya, dia yang harus pimpin langsung, karena dia yang rancang.”
Rocky mengatakan, selama ini Menteri Keuangan hanya dianggap ‘kasir’. Padahal posisi Kementerian Keuangan sangat strategis. Oleh sebab itu, Sri Mulyani dihadapkan pada kebingungan-kebingungan.
“Dia nggak tahu mau ngapain. Karena rancangannya pada akhirnya nggak dipake,” tuturnya.
Dia menambahkan, jika pemerintah paham tentang teknokrat, harusnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan diberi kebebasan untuk memutuskan.
Masalahnya Sri Mulyani berada dalam lingkaran para menteri-menteri utama di kabinet, adalah pimpinan partai.
Rocky berusaha menafsirkan masksud yang dipendam Sri Mulyani selama ini, yang ingin mengatakan, “jangan pindahkan ibu kota karena itu akan menggerus dana yang seharusnya untuk rakyat.”
“Prinsip utama yang ingin ditonjolkan Sri Mulyani itu berhemat. Karena itu, dana-dana tersebut harus dialokasikan pada hal yang bermanfaat,” ucap Rocky Gerung.
Pada prinsipnya, kata Rocky, Sri Mulyani sadar masih ada masalah kemiskinan, stunting, guru honorer yang belum digaji sempurna. Semua itu dipikirkan oleh Sri Mulyani.
“…dan dia kira, apa yang dipikirkan itu bisa di-iya-kan oleh Menko bersama Presiden. Ternyata tidak dianggap. Agenda Sri Mulyani nggak dianggap, karena menteri-menteri yang lain itu adalah pimpinan politik.”
“Jadi itu yang bikin sri mulyani frustasi dengan pemindahan ibu kota yang dia nggak bisa ungkapkan ke publik.
Oleh sebab itu, kata Rocky, betapa pentingnya kita memahami betapa sulitnya kalau tak ada backup politik. Saat ini, posisi Sri Mulyani diombang-ambing. Padahal dia punya cara berpikir rasional.
Menurut Rocky, secara etis, Menteri Keuangan berbicara langsung kepada Presiden supaya tak dihukum sejarah di kemudian hari.
“Sekarang kan Sri Mulyani dianggap satu paket dengan mereka yang cara menghitungnya dungu, kan akhirnya begitu. Mindahin ibu kota negara di tengah urgensi nggak ada, itu kan namanya dungu,” kata Rocky.
“Itu, menurut saya, yang membuat wajah Sri Mulyani muram setiap hari, sama seperti mendung di Jakarta hari ini,” tuturnya. (bpc2)