Frans Hadira Daeli, Owner Bintang Properti Pekanbaru
BERTUAHPOS.COM – Tak pernah ada yang tahu tentang nasibnya di masa depan, tapi dengan bekerja keras menggapai impian, seseorang akan mampu membuat jalan hidupnya sendiri. Itulah yang dirasakan Frans, seorang pemuda asal Nias, Sumatera Utara yang mengawali suksesnya justru dari seorang loper Koran.
Pemuda kelahiran Nias, 15 Desember 1972 ini memulai karirnya hanya dengan bermodalkan ijazah SMP, Ia pun mencoba keberuntungannya dengan hijrah dari kampung halamannya di Nias ke kota Pekanbaru, Riau. “Itu 24 tahun yang lalu,†ujar pria bernama lengkap Frans Hadira Daeliini.
Prinsip hidupnya, pantang menjadi peminta-minta. Hal ini juga yang membuatnya mau bekerja apa saja asalkan bisa mendapatkan uang untuk membiayai hidupnya. Kerja keras itulah yang mengantarkan dirinya hingga menjadi orang sukses. Di bisnis properti ia begitu disegani, bahkan ia dikenal sebagai “Raja Properti†di Riau saat ini.
Namun, kesuksesan yang ia raih saat ini bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, Frans mengalami fase-fase sulit dalam hidupnya. sebagai pebisnis, ia merasakan jatuh bangun dalam membangun karir dan bisnisnya.
Datang ke Pekanbaru pada tahun 1989, ia rela bekerja sebagai loper Koran di depan Bima Sakti Plaza (sekarang dikenal dengan nama Van Holano), sekalian ia juga menjadi petugas parkir di tempat itu. Namun Ia tidak pernah mengeluh, justru dengan menjadi loper koran, Frans pun mempunyai lebih banyak waktu dan kesempatan untuk membaca-baca koran atau majalah yang akan dijualnya.Saat itu ia gemar sekali membaca lowongan kerja.
Dari situ, ia mendapatkan kesempatan, setelah 2 tahun menjadi loper Koran, tepatnya pada tahun 1991, ia mencoba peruntungan dengan melamar sebagai marketing produk pembersih lantai. “Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Saya masukkan lamaran dan Puji Tuhan, saya diterima bekerja sebagai marketing menjual alat pembersih lantai,†ujarnya bercerita.
Namun, semuanya tak berjalan sesuai rencana, ketika semangannya sedang menggebu-gebu, perusahaan alat pembersih lantai tempat Frans bekerja pindah ke Palembang, singkat cerita ia pun kembali ke pekerjaan awalnya sebagai loper Koran dan petugas parkir.
Pengalaman pertama menjadi seorang marketing ternyata membawa berkah bagi Frans, seorang teman yang mengenal gigihnya Frans muda berjualan alat pembersih lantai, mengajaknya untuk mengajukan lamaran ke toko ponsel terbesar di Kota Bertuah, Modelux. Namun karena berbekal ijazah SMP, lamarannya pun ditolak mentah-mentah.
Masih berbekal ijazah SMP, Frans muda ‘nekat’ melamar ke Modelux. Alhasil lamaran Frans pun ditolak mentah-mentah. Namun berkat bantuan temannya, ia akhirnya bisa diterima bekerja di sana. Kesempatan bekerja di Modelux tidak ingin menyia-yiakannya. Terbukti, selama sembilan bulan bekerja di Modelux, Frans muda mampu memberikan hasil yang luar biasa.
Namun tak lantas hal itu membuatnya puas, setahun kemudian ia mengundurkan diri. Petualangannya justru membawa Frans muda ke Jambi, Palembang dan Medan. Frans muda seperti menemukan jalan hidup yang akan membawanya semakin cemerlang. Terbukti, setelah dua tahun bergelut di dunia barunya ini, karir Frans pun bersinar. Dia berhasil menjadi Manager Shaga Swastika Jambi. Bahkan di akhir tahun 1994, Shaga Swastika justru mempercayakan dua wilayahnya untuk dipimpin oleh Frans, yakni Jambi dan Palembang.Tak lama setelah itu, pada tahun 1995, ia berhenti dari perusahaan Shaga Swastika dan memilih merantau lagi ke Kota Medan.
Balik ke Medan baginya ternyata bukan hal yang baik, persaianganantar marketing di kota itu sangat ketat. Namun bila seseorang marketing berhasil meraih sukses saat bertarung di medan berat ini, maka mudah-mudahan dia juga akan lebih sukses lagi saat berjualan di kota lain. Di Medan, Frans kembali menjadi seorang marketing alat-alat kesehatan dan peralatan olah raga.Namun ia justru merasa tidak kerasan di Medan dan memutuskan kembali ke Pekanbaru. Di kota bertuah ini, ia kembali memasarkan alat-alat kesehatan dan peralatan olah raga.
Namun di akhir tahun 1995, Frans memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri. Perusahaan pemulanya ini diberi nama UD Ravika yang bergerak di bidang alat-alat rumah tangga dan alat-alat kesehatan. Namun usaha itu bangkrut setahun setelahnya. Kekecewaan membawanya kembali ke Jambi. Namun 2 tahun kemudian ia diterima bergabung di salah satu perusahaan asuransi ternama masa itu, Lippo Life. Ketika Lippo Life merger dengan beberapa perusahaan lainnya dan berganti nama menjadi AIG Lippo.
Kemudian pada tahun 1998, dengan modal uang tabungan yang Frans kumpulkan selama bekerja di AIG Lippo, dia kembali ke Pekanbaru dan membuka usaha baru lagi, ia mendirikan PT Sarana Media Jaya yang bergerak di bidang pemasaran minuman kesehatan dengan nama merek Bio Teh. Sembari bekerja, bergabung di bisnis multi level marketing (MLM) setahun kemudian.
Saat bergabung di MLM, karirnya kembali bersinar. Kepiawaiannya menjual serta mencari anggota selama bergabung di MLM, membuat Frans berkali-kali mendapat bonus jalan-jalan keluar negeri dari perusahaan MLM tempat dia bergabung. Â Namun karir baiknya di MLM tak selaras dengan usaha yang ia jalankan, ia lupa mengurus perusahaannya sendiri. PT Sarana Media Jaya pun dinyatakan bangkrut dua tahun kemudian. Ia kembali kecewa.
Sadar kalau perusahaan keduanya bangkrut karena dirinya tidak fokus, suami tercinta Sri Astuti ini pun memutuskan untuk fokus menimba ilmu di MLM. MLM ini pula yang membesarkan nama Frans HR Daeli, pria tangguh yang hanya tamatan UKA alias Universitas Kehidupan Alam ini di Pekanbaru. Lima tahun bergelut di bisnis MLM, yakni tahun 2000 hingga tahun 2005, Frans pun dikenal sebagai marketing gigih yang tidak mudah menyerah.
“Apa pun jenis produk yang saya jual, Puji Tuhan selalu laris manis. Bukan hanya selalu menjadi urutan lima besar MLM di Indonesia, saya bahkan berhasil menjadi Marketing No. 1di Indonesia saat sukses memasarkan Cash Flow, yakni alat penghemat listrik dan penghemat BBM di Pekanbaru,†ujarnya.
Setahun berselang, pada tahun 2006, Ia juga menjadi MLM No. 1 di Indonesia saat bergabung di PT Haan Adimitra Niaga.Undangan-undangan untuk menjadi motivator pun berdatangan dari perusahaan-perusahaan MLM tersebut agar anggota lain dapat termotivasi menjadi yang terbaik seperti Frans HR Daeli.
BisnisProperti
Jenuh dengan dunia MLM. Ia pun banting stir dan menarik diri dari MLM untuk bergelut di bisnis properti.Pada tahun 2007 ia mendirikan Bintang Property di Jalan Ahmad Dahlan, perusahaan jasa agensi jual beli rumah, rumah toko, lahan sawit dan sewa menyewa, nama dan motto perusahaannya pun dia patenkan.†Solusi Cepat Tepat Urusan Jual Beli “ Seperti Yang Anda Mau “
“’Selama ini, saya lihat perusahaan-perusahaan jasa property umumnya berasal dari luar kota. Oleh karenanya saya pun mencoba membuka perusahaan jasa properti milik pengusaha lokal Riau,†cerita Frans.
Bergelut di bisnis properti untuk pertama kali jelas bukan hal yang mudah baginya, perlu kerja keras dan terus bersemangat. Untungnya dia punya Sri Astuti, istrinya yang selalu setia menemani menempuh lika-liku perjalanan hidup menuju sukses.
“Yang menarik dalam kehidupan saya adalah proses jatuh bangunnya. Puji Tuhan saya selalu berpegang pada motto pantang menyerah karena seorang pemenang tidak akan pernah menjadi pemenang bila dia menyerah. Dan dalam hidup saya, meski berulang kali jatuh, saya tidak akan pernah menyerah. Karena bila menyerah, berarti kalah dan saya tidak ingin menjadi orang yang kalah,†tegas Frans.
 Selang 5 tahun berlalu, Frans dengan Bintang Property-nya bukan hanya menjadi perusahaan jasa properti terbaik di Pekanbaru, tetapi juga berhasil menjadi Raja Property dengan didirikannya PT Raja Property Indonesia di tahun 2011.  Saat ini, ada banyak perumahan yang dipasarkan dan dibangun oleh Raja Property. Di antaranya Tiara Garden, Villa Gardenia dan Tiara Residence.
“Untung saya punya sifat tidak pernah puas. Karena sifat saya ini pula maka saya tidak puas hanya menjadi seorang agen properti, tetapi ingin menjadi pemilik dan bahkan raja properti di Kota Bertuah,” ucapnya.
Kesuksesan Frans HR Daeli di Pekanbaru telah diakui oleh banyak pihak. Baik perusahaan perbankan, teman-teman sesama pengembang di DPD REI Riau, Anggota DPRD dan terlebih lagi oleh para konsumennya. Kepercayaan itu juga yang membuatnya berani untuk kemudian mendirikan lagi perusahaan baru yaitu Bintang Lelang yang berkantor di Kompleks Ruko Atria A-2 Jalan Tuanku Tambusai Ujung Pekanbaru.
Aksi Sosial
Nikmat hidup telah banyak ia rasakan, bahkan baginya arti kesuksesan itu bukan soal apa yang telah diraihnya, tapi justru saat ia merasa bermanfaat bagi orang lain di sekitarnya. “Jadi sebagai hamba Tuhan, selain bersyukur, saya juga wajib untuk berbagi dan mengabdi,â€ucap Frans yang dalam waktu dekat akan meluncurkan buku “The Power of Ideaâ€.
Ia pun tak lantas pelit berbagi ilmu marketing dengan orang lain. Ia berbagi dengan cara memberikan training-training singkat kepada calon marketing baru di Kota Pekanbaru, dan bahkan ada yang datang dari luar Kota Pekanbaru.
Selain aktivitas bisnis, ia juga bergabung dalam organisasi sosial Lion Club International serta dipercaya sebagai President Lion Club Pekanbaru Bertuah. Frans bahkan tidak segan-segan untuk turun langsung ke lapangan saat melakukan aksi sosial dan sikap berbagi dengan sesama. Baginya itu merupakan kebahagian terbesar.
“Prinsip hidup saya adalah apa yang dapat saya berikan kepada orang lain dan bukan apa yang saya terima dari orang lain. Sebab sudah hukumnya memberi pasti menerima,â€pungkasnya.