BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Realisasi pekerjaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) area pelayanan Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru (SC1), hingga tanggal 27 Desember 2021, telah mencapai 96,70%, sementara SC2 area pelayanan Kecamatan Pekanbaru Kota dan sebagian Kecamatan Sukajadi, mencapai 94,62 persen.
Hal ini diungkapkan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Ichwanul Ihsan, didampingi Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau, Yenny Muhardi, PPK Sanitasi Taufik Hidayat, dan kontraktor pelaksana, kepada wartawan, Rabu 29 Desember 2021.
Diakuinya saat ini ada keterlambatan sekitar lima persen, dan sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 184 Tanggal 14 Desember 2021, diperbolehkan dilakukan perpanjangan selama 3 x 30 hari dengan ketentuan dibawah denda. Meski demikian, Satker memberi waktu hingga 50 hari ke depan.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, Ichwanul Ihsan, menyatakan permohonan maafnya kepada masyarakat Kota Pekanbaru atas ketidaknyamanan akibat pekerjaan IPAL di Kota Pekanbaru ini, sekaligus meminta dukungan semua pihak agar pekerjaan ini selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Ia juga menyayangkan adanya pihak-pihak yang menghembuskan informasi yang tidak benar, yang cendrung mencemarkan nama baik dan menzalimi seseorang, terkait pelaksanaan IPAL di Kota Pekanbaru. “Saya menyayangkan adanya pihak yang menghembuskan informasi yang tidak benar, seperti adanya Japrem atau upeti kepada Kapolda Riau miliaran rupiah. Saya sudah periksa dan klarifikasi semuanya dan saya pastikan informasi tersebut tidak benar,” ujarnya.
“Saya sangat menyayangkan adanya informasi tersebut yang sudah mencemarkan dan zalim kepada Kapolda Riau, Irjen Agung, yang selama ini kita ketahui sangat perhatian kepada masyarakat Riau dan pembangunan yang ada di Riau,’ tambahnya.
Terkait realisasi IPAL di Kota Pekanbaru ini, lebih jauh dijelaskan oleh Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau, Yenny Muhardi, bahwa pekerjaan SC1 yang mencapai 96,70 persen tersebut antara lain, pekerjaan perpipaan dan yang telah terpasang sepanjang 22.168,31 meter,
Pekerjaan sambungan rumah 1.000 SR (addendum menjadi 1.130 HI dan 765 GT), pekerjaan manhole dan pengembalian Jalan Aspal. Sementara pekerjaan SC 2, meliputi antara lain, pekerjaan perpipaan dan yang telah terpasang 15.449,181 meter, pekerjaan manhole, pengembalian jalan aspal. Sepentara pekerjaan NC, meliputi pekerjaan perpipaan (PVC, RCP, HDPE) yang telah terpasang 2.908,05 meter, pekerjaan manhole, pengembalian jalan aspal, pekerjaan pumping, station. Dan pekerjaan B1 meliputi, detail engineering design, konstruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Operation/Maintenance.
Terkait pekerjaan yang belum selesai ini, saat ini pihak kontraktor telah menyusun target penyelesaian. Di antaranya pekerjaan open trench di Jalan Mangga (Lateral) sepanjang 145,70 meter, selesai pada 29 Januari tahun 2022. Pekerjaan pipa metode boring, Jalan Mangga sepanjang 369,66 meter, ditargetkan selesai 31 Januari 2022
Pekerjaan pengembalian kondisi jalan aspal, di Jalan Semangka sepanjang 416,12 meter, ditargetkan selesai tanggal 9 Januari 2022, aspal Jalan Mangga (Lateral) sepanjang 197,50 meter ditargetkan selesai 12 Feb 2022, di Jalan Durian 369,96 meter, ditargetkan selesai 30 Desember 21, Jalan Dagang 239,01 meter, ditargetkan selesai 29 Des 21, Jalan Nanas sepanjang 78,31 ditargetkan selesai 8 Januari 2022, Jalan Ababil sepanjang 682,45 meter ditargetkan 8 Januari 2022 dan lainnya.
Adapun penyebab terjadinya keterlambatan ini, menurut Yenny, di antaranya tingginya curah hujan pada beberapa bulan ini, kontur tanah di Kota Pekanbaru dan persoalan teknis lainnya. Selain itu, permasalahan dan tindak lanjut dalam pekerjaan antara lain, terdapat pipa PDAM material asbes berusia ±40 tahun di sepanjang jalur perpipaan paket SC-1, SC-2 dan NC yang pecah akibat getaran pada saat pekerjaan pemasangan pit.
Persoalan ini ditindaklanjuti melalui koordinasi dengan PDAM dan dilakukan perbaikan oleh tenaga yang ditunjuk PDAM. Kemudian, pekerjaan galian pit bersinggungan dengan jalur pipa gas. Hal ini ditindaklanjuti melalui koordinasi dengan Pertagas dan dilakukan relokasi oleh tenaga yang ditunjuk Pertagas. Permasalahan kondisi tanah dengan jenis tanah pasir lepas pada lokasi pekerjaan yang sangat labil dengan muka air tanah
yang tinggi dan beban akibat volume kendaraan yang melintas menyebabkan timbunan pada galian perpipaan mengalami penurunan. Persoalan ini ditindaklanjuti dengan perbaikan kondisi deck slab (service slab) hal ini dilakukan periodik sampai kondisi tanah settle sebelum dapat dilakukan pengembalian jalan. Serta persoalan lainnya. (bpc17)