BERTUAHPOS.COM, JAKARTA. Penurunan harga minyak dunia menyeret turun harga kontrak gas Aramco yang menjadi acuan harga jual elpiji atau liquid petroleum gas (LPG). Kabar baiknya, harga pasar (keekonomian) gas elpiji 12 kilogram dan elpiji 3 kilogram (kg) juga turun. Alhasil, pemerintah makin berhemat dari penurunan anggaran subsidi energi.
Bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, penurunannya mencapai 50% selama enam bulan terakhir. Namun berdasarkan riset KONTAN, harga kontrak gas Aramco yang menjadi acuan harga gas internasional saat ini turun rata-rata 30% ke level US$ 550 per metrik ton, dari harga Juni 2014.
Awal Desember 2014, gas jenis propana turun 34% dari harga kontrak Juni, sedangkan harga gas butana turun sekitar 32% di periode yang sama. Kedua jenis gas ini adalah unsur pembentuk elpiji.
Kendati begitu, Kalla menegaskan pemerintah tidak akan menurunkan harga jual gas elpiji 3 kg. Pemerintah lebih memilih untuk menghemat subsidi. Sebagai gambaran, tahun ini dan tahun depan, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi gas tabung isi 3 kg sebesar Rp 55 triliun. Lantaran harga gas turun, “Otomatis subsidi berkurang,” tandas Kalla, Rabu (10/12).
Pertamina juga belum mengutak-atik rencana untuk menurunkan harga elpiji, khususnya ukuran 12 kg yang sudah mengacu pada harga pasar.
Suhartoko, Vice President Distribution Fuel and Marketing PT Pertamina, harga jual gas elpiji 12 kg belum perlu menyesuaikan dengan penurunan harga kontrak gas Aramco. Saat menaikkan harga jual gas elpiji 12 kg September 2014, Pertamina menggunakan acuan harga kontrak gas Aramco bulan Juni rata-rata US$ 891 per metrik ton.
Saat itu Pertamina menggunakan asumsi nilai tukar rupiah Rp 11.453 per dollar AS. Dari situ Pertamina mengklaim harga keekonomian gas elpiji 12 kg Rp 15.110 per kg atau Rp 181.400 per tabung. Dengan harga kontrak gas Aramco di Desember sebesar US$ 550 per metrik ton, penurunan harga mencapai 30%.
Namun di sisi lain, rupiah melemah sekitar 7%-9% dari Juni 2014 hingga Desember ini. Hitung punya hitung, harga keekonomian elpiji di dalam negeri saat ini turun 20% dari Juni 2014 menjadi sekitar Rp 12.088 per kg.
Pengamat energi John Karamoy berharap, penghematan subsidi energi akibat penurunan harga minyak dan gas elpiji ini bisa dialokasikan untuk program lain yang lebih bermanfaat. Namun, bila harga elpiji dunia turunnya banyak, “Saat ini ada alasan buat pemerintah untuk menurunkan harga elpiji di dalam negeri,” kata John. Mari kita tunggu aksi pemerintah.(Kontan)