BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan jika Australia dan Amerika Serikat (AS) telah melakukan kebohongan dalam kasus kapal selam nuklir.
Le Drian menunjukkan kemarahan Prancis akibat batalnya kesepakatan kapal selam bernilai miliaran dollar AS dengan Australia. Bahkan, sampai menarik duta besar di Canberra dan Washington.
“Telah terjadi kebohongan, duplikasi, pelanggaran besar terhadap kepercayaan dan penghinaan. Ini tidak akan berhasil,” kata Le Drian, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu 19 September 2021.
Sebelumnya, pakta pertahanan baru terbentuk di regional Asia Pasifik pada Rabu, 15 September 2021 lalu. Pakta pertahanan ini diberi nama Aukus.
Ada tiga negara yang membentuk pakta pertahanan ini, yakni Australia (Au), Inggris atau United Kingdom (uk) dan Amerika Serikat atau United States (us).
Pembentukan pakta pertahanan Aukus ini langsung diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden, PM Inggris Boris Johnson, dan PM Australia Scott Morrison.
Dengan pakta Aukus ini, Inggris dan AS akan memberikan Australia akses untuk pembanguman kapal selam nuklir.
Pakta pertahanan Aukus ini ternyata membuat marah China dan Prancis.
China mengatakan pakta Aukus ini memiliki mental ‘Perang Dingin’. Apalagi, sejumlah pihak melihat pakta Aukus ini adalah upaya menghalangi pengaruh China, khususnya di Laut China Selatan.
Sementara, Prancis marah karena pakta Aukus mengacaukan kesepakatan kapal selama bernilai miliaran dollar AS antara Prancis dan Australia.
Prancis menuduh tindakan AS telah menusuk dari belakang. (bpc4)