BERTUAHPOS, JAKARTA – Untuk mencegah semakin melemahnya nilai tukar rupiah dalam pengelolaan dana haji, Direktorat Jenderal Haji Kementerian Agama menyediakan dana cadangan risiko valas yang memadai dalam anggaran haji, serta mengonversi sebagian rupiah yang disimpannya dalam dana haji ke dalam dollar Amerika Serikat (AS) dan Saudi Riyal yang sesuai kebutuhan portofolionya. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Haji Kementerian Agama Anggito Abimanyu kepada Kompas, Minggu (1/9) siang.
Â
“Selama ini, gonjang-gajing rupiah telah menyulitkan banyak pengelola dana. Khususnya, pengelola dana yang pendapatannya dalam rupiah, tetapi pengeluarannya justru dalam dollar AS atau valuta asing lainnya. Oleh sebab itu, pendapatannya akan terus tergerus inflasi. Dan, pengeluarannya juga bakal melonjak karena pelemahan rupiah,” ujarnya.
Â
Menurut Anggito, hal yang sama terjadi dalam pengelolaan dana haji. “Penerimaan dana haji dari jemaah sebanyak 90 persen dalam bentuk rupiah dan pengeluran 80 persen untuk penerbangan dalam dollar AS, dan pemondokan, katering dan pelayanan lainnya di Arab Saudi dalam riyal,” tambahnya.
Â
Oleh sebab itu, lanjut Anggito, alhasil pada tahun ini, meskipun terjadi gejolak rupiah, dana haji tetap aman dari gejolak rupiah. “Dengan saldo dana haji Rp 55 triliun, yang akan terus meningkat, maka dana haji harus dikelola dengan hati-hati dan bermanfaat. Sudah banyak inovasi dan reformasi pengelolaan dana haji yang dilakukan selama ini. Dengan pengelolaan dana haji yang bisa dipercaya, jemaah bisa berkonsentrasi untuk menjalani ibadah haji,” jelas Anggito lagi.
Â
sumber:kompas