BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ada tren baru yang muncul pasca kabar kebijakan pemerintah moraturium pegawai negeri sipil (PNS) selama 5 tahun ke depan. Banyak kalangan pendidikan perguruan tinggi yang saat ini sedang melanjutkan pendidikan S2 malah lebih tertarik terjun ke dunia perpolitikan, sebagai anggota Dewan.
Seperti penuturan Rudi Tanjung, seorang mahasiswa S2 Jurusan Komunikasi Politik di Universitas Indonesia. Dirinya berniat menjadi anggota DPRD Provinsi Riau jika telah selesai S2.
Alumni S1 UIN Suska ini belum berminat menjadi dosen, lantaran enggan berkutat pada hal-hal yang bersifat teoritis. “Berkemungkinan balik ke kampus nanti setelah fondasi ekonomi kuat,” katanya kepada bertuahpos.com, Jumat (28/11/2014). Selain itu butuh persiapan matang untuk mendidik calon-calon sarjana baru.
Rudi sepakat dengan langkah Presiden RI untuk moratorium PNS. Karena Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebagian besar memang habis untuk belanja pegawai.
“Hari gini obsesi PNS, malu sama diri sendiri, ngabisin duit negara tanpa kerja. Belum lagi ada sempat pakai oknum, untuk konspirasi saat penerimaan dan setelah jadi,” tambahnya.
Hal sama juga dituturkan Sarwan, Mahasiswa S2 Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Suska Riau. Dia punya obsesi besar untuk menjadi aktor politik di Provinsi Riau. “Saya ngejar S2 bukan untuk jadi dosen, tapi praktisi politik,” katanya.
Selain menambah pemahaman soal teori kampus. Dirinya mengaku lebih mendahulukan relasi untuk mencapai target yang dia susun. “Saya mau jadi politisi, karna bebas dan dapat mengispirasi rakyat banyak. Niat jadi PNS ada tapi gak kuat ke arah itu,” ujarnya.
Dia menilai moratorium PNS menandakan bahwa pemerintah tidak sanggup menerima perekrutan CPNS lagi. “Perekrutan PNS ditiadakan selama 5 tahun karena minat PNS yang terus tinggi,” tambahnya.
Memang rencana moratorium CPNS dimulai 2015 mendatang hingga masa kepemimpinan Presiden Jokowi berakhir. Namun bisa saja kebijakan ini dipersingkat bila kondisi negara membaik. (Melba)