BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Langkah Pemerintahan Jokowi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memang menuai pro kontra. Tidak sedikit yang mempertanyakan kebijakan itu ditengah harga minyak dunia yang turun.
Pengamat Energi dan Lingkungan Hidup Kunaifi ST MSc, menilai langkah pemerintah tersebut sudah tepat. Pasalnya dengan pembatasan subsidi, Pemerintah mampu menghimpun banyak anggaran. “Memang harga minyak dunia sedang turun, tapi itu sementara. Sewaktu-waktu bisa naik kembali,” ujarnya Jumat (21/11/2014).
Mengenai alasan Jokowi tidak menurunkan harga minyak saat harga minyak dunia turun, bagi Kunaifi itu juga tepat. “Birokrasi kitakan tidak fleksibel seperti Malaysia. Kalau BBM diturunkan, dan sewaktu-waktu minyak dunia naik, maka pemerintah mau tidak mau harus kembali menaikkan harga BBM. Dan tentunya dampak sosialnya sangat besar,” katanya.
Seperti yang diketahui pemerintah dengan terpaksa harus menaikan harga BBM Subsidi. Jokowi menaikan harga premium sebesar Rp 2.000 per liter dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 dan untuk solar juga mengalami kenaikan sebesar Rp 2.000 per liter dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500.
Namun Kunaifi mencatat pemerintahan baru mesti konsisten mengenai pengalihan subsidi ke sektor produktif seperti pembangunan infrastruktur berupa jalan, bandara dan juga pelabuhan.
“Pemerintah mesti konsisten. Karena pemerintah punya banyak duit dengan penghematan, maka dana tersebut mesti diperuntukan ke infrastruktur,” tuturnya.
Soal pemerintah yang mengalihkan subsidi tersebut langsung kepada masyarakat yang membutuhkan melalui kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Keluarga Sejahtera. Bagi Kunaifi itu sah-sah saja. “Semestinya tidak sekedar bagi kartu. Sebagian besar harus dialokasikan ke sekror transportasi, karena yang paling terkena dampak kenaikan BBM,” sebutnya.
Dan akan berdampak terhadap mindset orang dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal. “Nanti setelah dihitung-hitung pengeluaran, masyarakat akan memilih pakai kendaraan umum dari pada pribadi untuk menghemat pengeluaran bulanan,” katanya. (Riki)