BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Di Indonesia, Muhammadiyah melaksanakan shalat taraweh dengan 8 rakaat, yang terdiri dari 4-4 rakaat, ditambah 3 rakaat witir.
Apa dasar Muhammadiyah melaksanakan shalat dengan format 4-4-3 ini?
Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dikutip dari muhammadiyah.co.id, Agus Tri Sundani menjelaskan Muhammadiyah berpedoman kepada hadist riwayat Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah ra, yang berbunyi:
“Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam tidak pernah melakukan salat sunah pada Ramadan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian, beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat lagi tiga rakaat (witir).”
Ditegaskan Agus, adapun perbedaan format rakaat shalat taraweh tak perlu diperpanjang atau dijadikan masalah. Menurut dia, umat Islam harus saling berlapang dada menerima perbedaan.
“Imam mazhab seperti Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hambal misalnya melakukan salat taraweh dengan 20 rakaat dengan satu witir. Sementara itu Imam Malik melakukan 36 rakaat dengan ditutup salat witir,” kata dia.
“Pada prinsipnya salat taraweh sama halnya dengan salat malam sehingga umat Islam wajib berlapang dada dengan perbedaan cara yang ada,” tutup Agus. (bpc4)