BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kebijakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah [PPnBM] yang dikeluarkan pemerintah sejauh ini tidak berdampak terhadap pasar mobil bekas di Sumatera, khususnya di Provinsi Riau.
Menurut pemerhati otomotif di Riau Exwil Final, iklim daya beli mobil bekas di daerah masih tetap seperti situasi sebelumnya, bahkan cenderung mengeliat untuk awal 2021.
“Sejauh ini, untuk daya beli mobil bekas di Riau, Sumbar, cenderung meningkat sejak awal 2021. Hal ini menandakan bahwa apa yang dikhawatirkan terhadap imbas kebijakan PPnBK terhadap pasar mobil bekas, sejauh ini belum terjadi,” ujarnya kepada Bertuahpos.com, Senin, 15 Maret 2021.
Menurut Exwil, ada beberapa faktor pendorong bangkitnya daya beli mobil bekas, khususnya di Riau, sejak awal tahun ini. Bisa jadi selama 2020 masyarakat di derah cenderung wait and see, sebab bagaimanapun masyarakat punya safety untuk di 2021.
Ternyata, optimisme ekonomi perlahan makin pulih seiring dengan adanya vaksin, dan kebijakan-kebijakan lain yang dikeluarkan pemerintah. Sehingga membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat bahwa pondasi ekonomi akan semakin kuat.
“Kedua, PPnBM berlaku untuk pembelian mobil baru secara cash, bukan kredit. Sedangkan kemampuan masyarakat, khususnya untuk di daerah, 90% lebih mengandalkan kredit,” jelasnya.
“Artinya, masyarakat diberukan dua pilihan, mau beli mobil baru tapi kredit, atau beli mobil bekas tapi cash. Sedangkan harga masih sangat kompetitif,” ungkap Exwil.
Selain itu, jika ditarik dalam analisis ekonomi, keberadaan PPnBM masih belum akan berdampak signifikan mengingat industri otomotif masih akan melakukan penyesuaian harga, yang cenderung memperkecil diskon jika dibandingkan dengan kondisi sebelum kebijakan itu diberlakukan.
“Dengan kata lain, PPnBM seolah menjadi ‘tiket sulap’. Sedangkan nominal rupaih yang harus dikeluarkan konsumen pada dasarnya sama untuk customer yang mengandalkan kredit,” sambungnya.
Exwil menjelaskan, geliat pertumbuhan minat masyarakat di Riau di pasar mobil bekas bahkan meningkat hingga 50% jika dibandingkan dengan 2020. Terutama dalam dua bulan belakangan [Januari-Februari]. Hanya saja, pada Maret, terjadi sedikit penurunan permintaan terhadap mobil bekas.
Selain itu, kata dia, khusus untuk di Riau di mana perekonomian masyarakat yang dominan ditopang oleh perkebunan kelapa sawit, tidak terdampak signifikan dengan adanya pandemi Covid-19.
“Jika kita tarik sejak pandemi ini melanda Riau, meski ada pembatasan ruang gerak, tapi harga sawit tidak anjlok. Justru lebih cepat pulih jika dibandingkan dengan sektor penopang ekonomi masyarakat lainnya,” jelas Exwil. (bpc2)