BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kwik Kian Gie adalah seorang ekonom di Tenah Air. Belakangan dia melontarkan pandangan yang berbeda atau berlawanan dengan pemerintah. Namun dia mengakui sangat khawatir setelah mengemukakan pendapat lantaran mungkin akan diserang buzzer di media sosial.
Kegelisahan Kwik Kian Gie itu diungkapkannya melalui akun Twitter pribadinya, @kiangiekwik. Baginya, pandangan yang berbeda kepada pemerintah bukan maksud untuk ‘menyerang’, melainkan memberi masukan alternatif yang mungkin bisa dipakai.
“Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yang berbeda dengan maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis-habisan, masalah pribadi diodal-adil,” kata Kwik seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.
Menurut mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Industri era Presiden Abdurrahman Wahid itu, juga membandingkan saat dirinya menyampaikan kritik di masa Soeharto berkuasa.
Kwik mengaku sangat leluasa melempar kritik ke rezim Orde Baru di kolom Harian Kompas. Menurutnya, kritik yang dirinya sampaikan saat itu juga tergolong tajam. “Kritik-kritik tajam, tidak sekalipun ada masalah,” ujarnya.
Pernyataan Kwik ini mendapat respon beragam. Bahkan banyak beberapa pengikutnya yang mempertanyakan posisi Kwik saat ini. Diketahui, Kwik merupakan anggota PDI-Perjuangan (PDIP), partai yang juga menjadi tempat Presiden Joko Widodo bernaung. Kwik mengatakan bahwa dirinya masih menjadi kader PDIP.
Namun, kata Kwik, meski satu partai tidak lantas dirinya harus terus menjilat atau mencari muka di hadapan Jokowi. “Tetap kader sampai saat ini. Satu partai dengan Pak Jokowi. Tapi kan tidak lantas harus menjilat terus dan mencari muka terus? Hubungan dengan Mbak Mega masih super (dekat),” katanya.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan pemerintah membutuhkan kritik yang pedas dan keras. Pramono mengibaratkan kritik, termasuk dari media massa sebagai jamu.
“Kita memerlukan kritik yang terbuka, kritik yang pedas, kritik yang keras karena dengan kritik itulah pemerintah akan membangun dengan lebih terarah dan lebih benar,” kata Pramono dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional 2021, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Kabinet, Selasa 9 Februari 2021. (bpc2)