BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sektor Sembako diprediksi yang paling riskan terkena dampak Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Khususnya wilayah Pekanbaru yang hingga kini masih bergantung pada daerah Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatera Utara (Sumut) untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Seperti yang disampaikan Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Pekanbaru, Mas Irba H Sulaiman kepada bertuahpos.com. “Salah satu faktor gejolak harga sayur mayur di Pekanbaru salah satunya karena kabar kenaikan BBM,” sebutnya Kamis (06/11/2014).
Dari laporan timnya komoditi cabe yang saat ini mengalami peningkatan harga yang signifikan. Cabe merah Bukit Tinggi serta Medan dijual seharga Rp 80.000 sampai Rp 90.000. Padahal sebelumnya saat harga stabil masih dikisaran Rp 40.000 sampai Rp 50.000. Sedangkan beras premium, telur ayam, ikan, serta daging harganya masih relatif normal.
Dengan masih tingginya tingkat kebutuhan Kota Pekanbaru terhadap pasokan sembako daerah lain. Diprediksi berimbas kepada harga-harga kebutuhan sehari-hari. “Pastinya berimbas, itu dihitung dengan ongkos biaya distribusi harga sembako akan naik,” katanya.
Seperti yang dikabarkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap anggaran untuk subsidi energi, khususnya untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah terlalu mengkhawatirkan. Untuk itulah, pemerintah bakal mengurangi alokasi subsidi BBM tersebut dengan cara menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Nantinya, dana subsidi BBM akan dialihkan ke sektor-sektor yang lebih produktif seperti subsidi bagi para petani maupun nelayan. (riki)