BERTUAHPOS.COM — Sejak satu dekade lalu setidaknya sudah ada lima ilmuan Iran tewas. Mohsen Fakhrizadeh mungkin bukan yang terakhir, setelah dirinya ditemukan tewas dibunuh di satu lokasi di dekat ibu kota Teheran pada 27 November 202 lalu.
Penyebab kematian mereka beragam, ada yang terkena ledakan bom, ada pula yang ditembak seperti Fakhrizadeh. Hingga pada hari ia dibunuh, sebagian besar warga di Iran tak banyak yang mengenal nama Fakhrizadeh.
BBC News Indonesia, melaporkan, negara-negara Barat termasuk beberapa pihak yang ikut sejak awal program nuklir Iran, sangat mengetahui siapa Fakhrizadeh. “Dia adalah figur kunci di program nuklir Iran,” kata peneliti di LSE dan SOAS, Inggris, Massoumeh Torfeh.
Fakhrizadeh juga bukan orang sembarangan. Hal itu terlihat dari pengawalan secara ketat terhadap dirinya, bahkan pada saat insiden pembunuhan terhadap dirinya. Pengawalan yang diberikan kepadanya tak lain adalah bentuk kecemasan pemerintah Iran akan keselamatannya.
Namun, di atas kertas, pemerintah Iran – seperti tercermin di media – “berusaha mengecilkan peran” Fakhrizadeh. Dia hanya digambarkan sebagai ilmuwan dan peneliti yang terlibat dalam proyek pemerintah “untuk menemukan alat tes Covid-19”.
Fakhrizadeh adalah ilmuwan Iran kelima yang tewas dibunuh dalam 10 tahun terakhir. Sebelumnya, pada Januari 2010, ledakan pada bom yang dipasang di sepeda motor menewaskan ilmuwan bernama Masoud Alimohammad. Diaa diyakini terlibat dalam program nuklir Iran.
Terhadap kematian para ilmuan nuklir Iran, maka, tudingan mengarah ke Israel. Untuk insiden terbaru, yang menewaskan Fakhrizadeh pada 27 November lalu, pemerintah Iran telah menangkap beberapa orang.
Penasihat parlemen Iran Hossein Amir Abdollahian kepada Al-Alam TV mengatakan dirinya tak bisa memberikan rincian karena alasan keamanan. Namun dia menekankan bahwa siapa pun yang terlibat pembunuhan akan diadili dan dihukum jika nantinya dinyatakan bersalah.
Menurut Israel, Fakhrizadeh bekerja di program untuk mengembangkan senjata nuklir Iran. Abdollahian juga menyatakan bahwa ada bukti keterlibatan Israel. Hingga Rabu, 30 Desember 2020 tidak ada reaksi dari pemerintah di Tel Aviv. Mereka tidak membantah mau pun membenarkan..
Raz Zimmt dari Pusat Kajian Keamanan Nasional di Israel mengatakan pihaknya memaklumi jika tuduhan atas pembunuhan itu mengarah ke Israel, lebih khusus lagi ke dinas rahasia negara tersebut, Mossad.
“Mossad hampir tidak pernah menyatakan bertanggung jawab atas operasi-operasi semacam ini,” kata Zimmt kepada BBC Mundo. Jika Mossad mengaku bertanggung jawab, maka pengakuan ini akan memicu “tindakan balas dendam yang terlegitimasi”.
“Namun tentu saja, untuk hal-hal yang terkait dengan Iran dan operasi rahasia di negara tersebut, terutama soal program nuklir, tak banyak negara yang punya kepentingan,” jelas Zimmt.
“Jadi, biasanya [tuduhan melakukan operasi rahasia dituduhkan ke] ke Mossad, CIA, atau kerja sama antara keduanya,” kata Zimmt. (bpc2)