BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Assesment terdahulu telah menunjukan bahwa industri kelapa belum diterapkan secara efisien. Sekretaris Jendral Himpunan Industri Kelapa Indonesia (HIPKI) Donatus Gede Sabon mengatakan, hal ini dapat dilihat dari pendapatan petani kelapa yang masih relatif rendah dan tidak stabil.
“Pogram pengembangan sektor produksi kelapa rakyat sudah pernah dilakukan, tapi 30 tahun lalu. Lewat program Proyek Peremajaan Rehabilitasi dan Perluasan Tanaman Ekspor (PRPTE) dan Supported Child Development Program (SCDP). Setelah tahun 1980 an, praktis tak ada lagi program yang pro petani kelapa oleh pemerintah,” katanya dalam diskusi pengembangan kompetensi dan klaster industri kelapa beserta turunannya di Hotel Aryaduta beberapa waktu lalu.
Selanjutnya produksi dan luas areal lahan tanaman kelapa secara nasional cenderung terus menurun. “Dan kekurangan bahan baku untuk industri pengolahan juga tidak ada solusianya,” katanya.
Kondisi ini tentunya semakin diperburuk dengan nilai ekspor produksi kelapa, yang tiap tahunnya terus menurun. (melba)