BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dalam kurun waktu 5 tahun belakangan telah terjadi 2.602 konflik agraria di Riau. Dan semuanya hingga saat ini belum terselesaikan. Oleh sebab itu Pengamat lingkungan Elviriadi menyebut reformasi agraria di Riau gagal total.‬
‪Kondisi ini, menurutnya semakin diperburuk karena pemerintah seolah terus-terusan menutup telinga dan tidak mau peduli soal konflik sosial yang berakar pada penguasaan perusahaan terhadap tanah masyarakat.‬
‪”Hari ini saya katakan bahwa reformasi agraria di Riau ini gagal total,” katanya kepada bertuahpos.com, Rabu (29/10/2014).‬
‪Selain itu, keputusan Mahkamah Konstitusi nomor 25 Desember 2012 tentang pengakuan hutan adat atau hutan ulayat, terus saja diabaikan. Peraturan ini hanya didiamkan dalam kertas, seolah tidak ada upaya mensosialisasikan peraturan ini kepada masyarakat luas.‬
‪”Padahal masyarakat butuh tahu tentang peraturan itu. Ini pemerintah seolah sengaja membiarkan keputusan itu ‘basi’. Sebab juga rakyat kecil paham, mereka takut ini menyajadi penghalang kebijakan-kebijakan mereka,” tambahnya.‬
‪Selanjutnya dia mengatakan, contoh kasus soal tumpang tindih perizinan lahan yang tidak pernah dilakukan verifikasi berkas terkait laporan-laporan soal pemetaan tata ruang.‬
‪Akibatnya, selalu saja ada persoalan-persoalan sosial yang muncul di tengah masyarat, hingga memicu konflik antara masyarakat dan perusahaan. (melba)