BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Entah apa penyebabnya, gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram masih saja sulit ditemukan. Ini lah yang dirasa Alwizar (36), salah seorang warga Jalan Tuah Karya, Panam Pekanbaru. Dia bertolak dari rumah menjelang pukul 20.00 WIB, dan mulai menyusuri sepanjang Jalan Garuda sakti.
Saat tiba di tempat langganannya, hanya tersusun beberapa buah tabung elpiji 3 kilogram yang sudah kosong. Dia kembali menancap gas sepeda motor menuju kilometer 3 Jalan Garuda Sakti. Sebuah ruko menjual alat elektronik biasanya juga menjual gas elpiji. Sayang, persediaan gas di toko milik pedagang cina ini juga habis.
Alwizar kembali putar arah. Kali ini tujuannya Jalan HR Subrantas. Sebab tak jauh dari Simpang Empat Panam ada salah satu agen elpiji. Biasanya di tempat ini menyediakan stok gas cukup banyak. Tapi sesampainya di lokasi, gudang tempat biasa menjual gas 3 kilogram tersebut digembok, ada tulisan “Gas Kosong”.
Tujuan selanjutnya simpang tiga Tabek Gadang. Di sisi sebelah kanan tepat dipertigaan itu juga terlihat susunan tabung gas kosong setinggi setengah berdiri manusia. Dia lalu melanjutkan perjalanan menuju jalan Cipta Karya. Sepanjang area jalan ini tak satupun terlihat ada kedai-kedai yang menjual gas elpiji 3 kilogram.
Tidak kehilangan akal, Alwizar membawa dua buah tabung gas itu menyusuri Jalan HR Subrantas sambil memperhatikan area sekitar, kemudian berbelok ke Jaln Delima. Sekitar 500 meter tari simpang tiga pengkolan itu nampaklah susunan tabung elpiji 3 kilogram yang masih disegel, tersusun rapi di muka pintu ruko.
Aktivitas ini bukan sekali dua ia alami. Hampir tiap minggu. Sebagai masyarakat yang menggunakan tabung gas untuk keperluan dapur, tentu saja dia mengeluhkan soal kelangkaan elpiji 3 kilogram. “Sampai kapanlah kondisi ini terus berlangsung,” katanya bercerita kepada bertuahpos.com, Kamis (23/10/2014) malam.
Di toko elektronik itu ada 6 tabung gas elpiji 3 kilogram, Alwizar pesan 2 tabung. Belum lagi sempat beranjak pergi dari toko itu, seorang pria jangkung datang dan memesan 2 tabung lagi.
“Saya pesan dulu. Setelah itu pulang ambil tabung gas, lalu balik lagi,” ucap Mudrik, salah seorang warga di Jalan Delima. Belum sempat mudrik kembali membawa tabung gas miliknya, datang lagi seorang pelanggan memesan dua tabung gas elpiji 3 kilogram yang tersisa.
“Kata pemilik toko gas ini masuknya tadi pagi, Kamis (23/10/2014), sebanya 11 tabung,” ucap Alwizar.
Malam itu, Mudrik dan Alwizar tidak langsung pulang setelah medapatkan gas elpiji. Mereka bercerita banyak seputar kelangkaan gas yang dialami sebagian basar masyarakat di kecamatan Tampan. Menurut cerita Mudrik, sejak pagi dia mengelilingi area di komplek sekitar rumahnya untuk mencari gas elpiji 3 kilogram. Menjelang siang, dia terpaksa beli minyak tanah untuk masak. Malang nasibnya, kompor yang sudah lama tersimpan ternyata tidak pula bagus untuk digunakan. “Jadi seharian ini kami tak ada masak, bang,” katanya sambil tertawa.
Menurut penilaian Alwizar, ada yang tidak beres dengan pendistribusian gas elpiji 3 kilogram. Bagaimana tidak, selama ini pihak Pertamina dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Desperindag) Kota Pekanbaru mengaku tak ada persoalan. Namun kenyataannya dilapangan, bukan satu dua masyarakat yang mengeluhkan kelangkaan elpiji.
“Dulu masyarakat disuruh pindah dari minyak tanah ke gas. Tapi setelah semua masyarakat menggunakan gas kondisinya seperti ini. Katanya pakai gas lebih hemat dan murah. Sekarang harga gas mencapai harga Rp. 30 ribu lebih. Bagaimana mau hemat kalau kondisinya seperti ini,” tambahnya.
Sebelumnya, pihak Pertamina memang menyatakan bahwa tak ada persoalan dalam pendistribusian gas elpiji 3 kilogram. Bahkan rencananya menjelang bulan Desember 2014 ini.
“Insyaallah untuk bulan Desember kami akan memberikan tambahan alokasi baik LPG 3 Kg maupun 12 Kg,” ujarnya, lewat pesan singkat, Rabu (22/10/2014) lalu.
Sementara itu Pemerintah Kota Pekanbaru rencananya di tahun 2015 Pemko mengajukan penambahan kuota gas ukuran 3kg sebanyak 2 persen. Kebijakan ini untuk mengantisipasi lonjakan permintaan gas elpiji 3 kiligram karena faktor pertambahan penduduk.”Kita sudah berkoordinasi dengan pertamina untuk penambahan kuota LPG sebesar 2 persen,” ujarnya.
Sekitar pukul 22.00 WIB, Alwizar dan Mudrik mengakhiri perbincangan mereka di toko elektronik tersebut. Setidaknya pertemuan mereka secara kebetulan ini sudah cukup untuk melepaskan uneg-uneg masing-masing dengan saling berbagi pengalaman saat mencari gas elpiji 3 kilogram.
Demikianlah sedikit pengalaman bertuahpos.com saat mengikuti perjalanan salah seorang warga yang kesulitan mencari gas elpiji 3 kilogram, berikut dengan pengalaman mereka di tengah kelangkaan dan lonjakan harga gas, yang kini menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. (melba)