BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Seorang ibu rumah tangga di salah satu supermarket di Panam, Pekanbaru terlihat memborong beberapa bungkus masker pada malam setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan suspect Corona pada 2 warga di Depok.
Dia tak peduli seberapa duit yang harus dibayar ke kasir, asal stok masker untuk keluarganya cukup. Bertuahpos.com sempat menanyakan kepadanya untuk apa dia membeli masker dalam jumlah banyak?
“Sekarang ini tak bisa kita harapkan pemerintah, lebih baik menjaga diri masing-masing,” jawabnya tanpa ragu.
Dia juga mengatakan, di dalam benaknya terbayang bagaimana wabah itu dengan cepat menjangkiti warga Wuhan, Korea Selatan dan negara-negara lainnya hingga membuat pemerintah setempat kelimpungan.
Coronavirus menjangkiti manusia, sebenarnya bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Sejak virus ini mewabah di Wuhan China, informasi mengenai Covid-19 sudah dijejal kepada masyarakat memalui banyak media (media massa dan sosial media).
Informasi mengenai bagaimana virus ini mewabah bahkan ditampilkan secara lempang ke publik, termasuk upaya untuk mengantisipasi dan cara pencegahan yang bisa dilakukan warga. Selain di Jawa, warga Pekanbaru cukup aktif merespon wabah ini.
Warga yang peduli kesehatan, kenapa harus takut dengan corona?
Masyarakat tidak perlu takut dengan corona, karena penularannya bisa diantisipasi, salah satunya dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh melalui asupan vitamin yang cukup.
“Jika demikian, maka penyebaran virus di dalam tubuh dengan sendirinya akan kalah. Di Indonesia, khsusunya di Riau, sangat banyak tanaman-tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, seperti jahe dan lainnya yang bisa dikonsumsi dengan dosis tepat,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Riau, dr. Zul Asdi.
Dia menambahkan, perlu menggunakan masker saat berhadapan dengan orang suspect corona pada jarak 2 meter. Dan masyarakat harus tahu bahwa orang positif corona masih bisa sembuh dan pulih seperti sediakala.
Kehadiran corona harus menyadarkan masyarakat bahwa melakukan gaya hidup sehat sangat penting. Selama ini, ajaran mengenai pola hidup sehat seperti tujuan hidup yang hanya ditulis dalam buku catatan, tapi realisasinya nihil.
“Padahal orang-orang dulu menerapkan itu. Namun generasi pewaris lebih tergiur dengan junkfood yang sangat rentan terhadap sumber penyakit,” tambahnya.
Langkah lain yang perlu diperhatikan, yakni rutinlah cuci tangan pakai sabun setelah menyentuh benda-benda di muka umum. Misalnya setelah menyentuh ganggang pintu saat berada di sebuah ruangan keramaian, seperti rumah sakit, kantor-kantor, dan hal-hal lain yang sifatnya umum.
Zul Asdi mengatakan sebisa mungkin cucilah tangan dengan sabun pada air mengalir minimal 20 detik. Pakailah masker jika berada di ruang terbuka dan selalu menerapkan etika batuk saat di depan umum.
“Kalau kita sama-sama peduli dengan pola hidup sehat, tidak perlu takut dengan corona dan viru-virus lain,” ujarnya.
Bagaimana pemerintah Kita bersikap terhadap Corona?
Sejak awal, Pemprov Riau sudah mengeluarkan surat edaran sebagai bentuk tindak lanjut dari pemerintah pusat dalam hal mengantisipasi penyebaran virus corona. “Di Riau, Pak Gub (Gubernur Riau) meminta semua rumah sakit dipersiapkan untuk menerima pasien corona,” kata Direktur RSUD Arifin Achmad, Nuzelly Husnedi.
Presiden Joko Widodo mengklaim, pemerintah sudah bekerja dengan benar untuk mencegah wabah virus mematikan itu meluas, misalnya merawat dan mengisolasi kedua warga yang terinfeksi corona dan kini kondisinya membaik, melacak orang-orang yang pernah berkontak dengan kedua pasien, dan seterusnya.
Jokowi optimistis wabah yang telah mendunia itu segera berlalu, sebab belakangan, terutama di China, mulai terjadi penurunan drastis jumlah kasus infeksi corona menjadi 196 kasus pada akhir pekan lalu.
Jumlah itu menurun signifikan dari 570 kasus infeksi sehari sebelumnya. Lagi pula, menurutnya, banyak pasien di sejumlah negara yang sembuh setelah mendapatkan perawatan yang benar dan tepat. “Kami meyakini bahwa ini bisa ditangani,” katanya.
Gubernur Riau, Syamsuar telah menyebarkan Surat Edaran Nomor: 43/SE/2020. Surat edaran itu memuat 5 poin penting, pertama, diminta kepala daerah menginstruksikan dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pengamatan peningkatan kasus pneumonia yang terjadi di daerah masing-masing.
Kedua, Gubernur menginstruksikan kepada Puskesmas dan rumah sakit agar petugas kesehatan memantau lebih ketat dan melakukan isolasi pasien dengan gejala pneumonia. Termasuk terhadap pasien yang punya riwayat melakukan perjalanan dari negara terjangkit dalam 14 hari sejak munculnya gejala.
Ketiga, memberikan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pneumonia dan cara mencegah penularannya (dengan cuci tangan pakai sabun, dan etika batuk atau bersin). Serta anjuran segera memeriksakan diri dengan pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami gejala demam, batuk, sesak dan gangguan pernafasan serta memiliki riwayat perjalanan dari negara terjangkit.
Keempat, segera melaporkan kasus suspect pneumonia berat yang memiliki riwayat perjalanan dari negara terjangkit ke bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Dan kelima, membentuk tim terpadu kesiapsiagaan penanggulangan Infeksi Novel Corona Virus.
Gubernur juga meminta kepada pihak rumah sakit melakukan pengobatan dan perawatan yang sesuai terhadap pasien dengan gejala pneumonia, melakukan pengambilan sampel dengan koordinasi dengan UPT Labor Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
“Kuncinya masyarakat jangan panik. Kenaikan harga masker dan harga sembako karena masyarakat panik lalu memborong semuanya, sehingga harga jadi ikut naik. Bersikaplah seperti biasa dan jangan ragu untuk memeriksakan kesehatan ke Puskesmas dan rumah sakit terdekat,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir. (bpc3)