BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Riau diperkirakan akan mengalami inflasi pada Februari 2020, jika memang kenaikan harga bawang putih tidak redam menjelang akhir bulan.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Misparuddin, di Pekanbaru, Rabu, 5 Februari 2020. “Kalau kondisinya seperti itu sangat mungkin Riau akan mengalami inflasi pada Februari ini,” katanya.
Dia mengatakan, kenaikan harga bawang putih cukup kuat memberi andil terhadap inflasi di Riau. Mengingat bawang putih merupakan salah satu komoditi bahan makanan yang juga banyak diminati masyarakat.
Harga bawang yang dijual di Pekanbaru melejit naik memasuki awal pekan ini, Selasa 4 Februari 2020. Catatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru di beberapa pasar, naiknya harga terutama tercatat pada bawang putih.
Menurut Kepala DPP Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut, naiknya harga bawang sudah terpantau Senin lalu. “Harga bawang putih melejit naik di kisaran Rp15.000 per kilogramnya, kini sudah di kisaran Rp50.000 per kilogram,” ujarnya.
Tak hanya harga bawang putih di Pekanbaru, harga bawang merah juga terpantau naik awal pekan ini. “Harga bawang merah di Pekanbaru kini kisaran Rp33.500 per kilogramnya,” pungkasnya.
Kembali naiknya harga bawang di Pekanbaru pada awal pekan ini, juga dibenarkan oleh Uli salah seorang pedagang bawang di Pasar Pagi Arengka. “Stok bawang putih jauh berkurang, sehingga harga naik drastis,” jelasnya.
Pemerintah menghentikan sementara impor bahan pangan, produk makanan, dan minuman dari China demi menghadang penyebaran virus corona ke Indonesia.
Sehingga, importir komoditas pangan, produk makanan dan minuman tak bisa mengajukan izin impor untuk saat ini.
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan, pihaknya memang menahan pengajuan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk komoditas bawang putih yang memang sebagian besar diimpor dari China.
“(RIPH bawang putih) belum (dikeluarkan), kan sedang corona. Jadi kita harus hati-hati. Bukan nggak diterima, masih kita proses,” kata Prihasto. (bpc3)