BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Hadirnya program pendidikan berbasis vokasi diyakini sangat efektif untuk mengatasi persoalan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah, khususnya di Provinsi Riau.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Rudiyanto mengatakan Pemprov Riau sejak awal sudah menjalin kerjasama dengan dunia usaha agar pendidikan vokasi bisa berjalan sesuai dengan keinginan pemerintah pusat. Bahkan dari Kementerian Perindustrian sudah menunjuk sejumlah perusahaan untuk dikerjasamakan.
“Perusahaan diminta untuk membantu sekolah-sekolah sesuai dengan kejuruannya. Bahkan beberapa perusahaan besar di Sumatera bagian Barat sudah menampung pelajar dari Riau. Terutama yang banyak itu perusahaan-perusahaan dari Batam,” ungkapnya, 2 Oktober 2019.
Selain itu di tingkat pendidikan Riau juga sudah banyak menjalin kerjasama dengan industri. Pemerintah pusat juga sudah mengarahkan ke daerah untuk menyusun peta jalur pendidikan vokasi. Peta jalur ini dijelaskan Rudiyanto, untuk mengetahui dunia industri saat membutuhkan tenaga pekerja yang seperti apa.Â
Dengan demikian Pemda akan sangat dimudahkan untuk merumuskan jurusan-jurusan di dunia pendidikan agar sejalan dengan kebutuhan dunia kerja. Dengan demikian saat selesai menamatkan pendidikan setingkat atas dan kejuruan sudah punya arah, kemana mereka harus berlabuh sesuai dengan kemampuannya.Â
“Riau sekarang sudah dikeluarkan SK-nya tinggal persetujuan Pak Gubernur Riau. SK ini menunjuk orang-orang atau siapa saja yang akan menyusun peta jalur tadi. Kami tengah dorong bagaimana ini bisa terlaksana dengan baik,” ungkapnya.Â
Menurut Rudiyanto, setelah tim ini terbentuk upaya untuk menentukan peta jalur pendidikan vokasi akan sangat mudah. Tim ini nantinya juga akan melakukan kajian-kajian dalam bentuk potensi ketersediaan lapangan pekerjaan, sehingga menjadi referensi bagi lembaga pendidikan di Riau, untuk disesuaikan.Â
Rudi mengakui memang untuk mewujudkan semua ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak instansi dan lembaga terkait diharapkan ikut memberikan kontribusi. Tujuannya hanya satu, bagaimana SDM di daerah bisa unggul sehingga memberikan dampak nyata terhadap kesejahteraan hidup masyarakat.
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Riau, Asrizal mengatakan, Pemprov Riau sudah melakukan MoU dengan 39 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Riau. Baik perusahan swata maupun negeri.Â
Diantara MoU itu, dijelaskan Asrizal, siswa SMK tersebut bisa melaksanakan pendidikan magang di perusahaan tersebut. “Dan kami akan tambah lagi untuk lembaga pendidikan yang akan dikerjasamakan dengan industri di tahun ini,” katanya.Â
Selain upaya itu, Pemprov Riau juga akan memperbaiki kurikulum pendidikan agar sejalan dengan pendidikan vokasi. Sumber dananya, sebut Asrizal, dengan memanfaatkan anggaran negara untuk kesiapan tenaga pengajar. Sehingga infrastruktur dan tenaga pendidik di sekolah sesuai dengan apa yang dibutuhkan industri.Â
Dia mengungkapkan, awalnya ada sekolah tinggi spesifik dibangun di Provinsi Riau. Sekolah tinggi ini khusus untuk mencetak SDM sesuai dengan potensi sumber daya alam di Riau. Luasan perkebunan kelapa sawit di Riau dianggap peluang besar untuk mewujudkan lembaga pendidikan tersebut.Â
“Riau punya kebun kelapa sawit dan CPO yanh begitu besar. Jadi kalau ada sekolah tinggi persawitan di Riau akan sangat mendukung penerapan pendidikan vokasi. Namun kita masih dihadapkan dengan kendala-kendala,” ujar Asrizal.Â
Diantara kendala tersebut, tamatan sekolah tinggi persawitan ini belum tersedia lapangan pekerjaan untuk penyalurannya. Dia menyebut, Pemprov Riau tengah melakukan upaya lobi dengan perusahaan skala besar untuk menampung SDM tersebut.Â
“Kendala lain, yakni industri hilirisasi sektor kepala sawit di Riau memang belum tumbuh dan berkembang. Kita bikin sekolah tinggi tapi kemana nanti SDM-nya mau disalurkan. Makanya kita mendorong industri perusahaan sawit di Riau untuk mengembangkan investasi di sektor hilirisasinya,” kata Asrizal. (bpc3)Â