BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ricuh dan saling bentrok tak terelakkan saat ribuan mahasiswa berusaha menerobos barisan aparat kepolisian. Masa yang tergabung dalam barisan mahasiswa ini juga berhasil membuka pagar pintu masuk Kantor Gubernur Riau di Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru, Selasa, 17 September 2019.
Saat bentrok terjadi, beberapa polisi dan massa aksi jatuh ke tanah karena terhimpit. Ada petugas yang lepas kancing bajunya, ada massa yang kena benturan di bagian perut, dada dan bagian tubuh lainnya, sehingga mereka kesakitan dan bahkan ada yang tergeletak di tanah.
Sebuah mobil ambulan sesaat kemudian merapat ke tengah kerumunan polisi dan mahasiswa itu. Mereka kemudian masuk ke dalam ambulan hingga penuh. Belum diketahui pasti berapa jumlahnya, namun diperkirakan lebih dari 5 orang. Mobil itu kemudian dikemudikan dengan cepat menuju ke runah sakit.
Baca :Â Ribuan Massa Merapat ke Kantor Gubernur Riau dengan Teriakan “Mahasiswa Bersatu Tak Bisa Dikalahkan”
Mahasiswa kemudian merapat di depan gerbang. Barisan paling depan membuat pagat dengan saling menggandeng tangan satu sama lain. Sesuai dengan intruksi, mereka kemudian melangkahkan kaki, masuk ke halaman kantor Gubernur Riau.
Di tempat lain, persisnya di depan pintu masuk Kantor Gubernur Riau barisan polisi berseragam dan bersenjata lengkap sudah disiagakan. Jumlah mereka ada puluhan. Polisi ini sudah disiapkan sejak tadi untuk mengantisipasi jika massa memaksa masuk ke dalam kantor Gubernur Riau. Dilokasi juga terlihat sebuah mobil watercanon, dan beberapa mobol operasional polisi untuk membawa personel.
Di halaman kantor Gubernur Riau, mahasiswa diberi fasilitas fasilitas berupa pengeras suara. Sebuah tatakan soundsystem yang terbuat dari beri mereka angkat ke tengah lapangan. Itu mereka jadikan sebagai panggung orasi. Dari atas panggung inilah suara protes terhadap pemerintah menggema dari balik pengeras suara yang disampaikan secara bergantian.
Seorang orator, di balik pengeras suara berteriak lantang mengingat kembali janji Gubernur Riau, Syamsuar saat berkampanye tatkala ikut dalam panggung politik pada Pilgub serentak 2018 lalu. Salah satu janji Syamsuar, yakni menuntaskan masalah Karhutla dan kabut asap di Provinsi Riau.
Dia mengungkapkan, bahwa janji Syamsuar mengenai Karhutla juga dituangkan dalam 10 program 100 hari kerja setelah dia dilantik menjadi Gubernur Riau. Mahasiswa dan masyarakat Riau menganggap semua itu gagal, karena asap kembali menyelimuti Riau dalam kurun waktu sebulan belakangan ini. “Kami datang bukan dengan anarkis. Kami datang dengan damai. Kami mewakili suara rakyat yang tertindas akibat asap,” ungkapnya.
Di sela-sela orasi juga dibacakan puisi yang sarat makna perlawanan terhadap asap dan kebijakan – kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat. Selain itu lantunan beberapa lagu dan teriakan yel-yel juga digemakan.
“Hari ini langit memang tidak biru karena ditutup kabut asap. Tapi almamater kami tetap bisa membirukan lapangan ini. Kami tak butuh masker dan tenda kesehatan. Tapi kami butuh kepastian bahwa kedepan asap tidak ada lagi,” teriaknya. (bpc3)