BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Penggiat lingkungan Riau meminta kepada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru untuk tidak menutup segala informasi mengenai kondisi udara di Riau yang tercemar akibat sisa Karhutla. Sebab, informasi dari BMKG akan memudahkan bagi masyakat dalam mengambil keputusan.
Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Made Ali mengungkapkan, hal itu penting dilakukan oleh BMKG mengingat pemerintah hingga saat ini belum mengambil sikap untuk bisa menjamin kesehatan masyarakat di Riau.
“Informasi itu harus diberikan secara terus menerus, terhadap perkembangan hotspot, ISPU, hingga lokasi yang lahannya terbakar atau dibakar. Selanjutnya BMKG juga harus terus memberikan informasi mengenai peringatan dini agar warga dapat segera mengambil keputusan,” kata Made, Selasa, 17 September 2019 di Pekanbaru.
Menurut Made, sebaran informasi tersebut harus disambut langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik provinsi maupun kabupaten/kota menyiapkan tempat evakuasi dan posko-posko informasi agar tindakan evakuasi warga lebih mudah dilakukan, diluar aktivitas penanganan dan pemadaman lahan yang terbakar.
Dijelaskannya, Gubernur Riau, Syamsuar juga harus memberikan fasilitas kesehatan kepada masyarakat di posko-posko tersebut untuk kebutuhan masyarakat yang sakit akibat terpapar kabut asap. Posko tersebut harus dilengkapi dengan fasilitas memadai secara gratis bagi warga terdampak asap.
“Berupa masker N95, oksigen dan oksigen portable, obat-obatan dan ruang khusus untuk evakuasi dan menyediakan rumah sakit paru di 12 kabupaten kota. Termasuk meliburkan tempat-tempat sekolah maupun kampus,” ungkapnya. (bpc3)