BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Meninggalnya seorang bayi bernama Elsa Pitaloka menjadi polemik di Sumatera Selatan. Elsa diduga meninggal akibat gangguan pernafasan yang dipicu oleh kabut asap, yang saat ini melanda daerah itu.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru enggan berspekulasi mengenai penyebab Meninggalnya Bayi Elsa. Hanya autopsi, yang bisa memastikan penyebab kematian warga Desa Talang Buluh, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin tersebut.
Meninggalnya Bayi Elsa di RS Islam Ar-Rasyid Palembang, Minggu (16/9) sekitar pukul 18.35 setelah mengalami sesak napas dan gagal pernapasan. “Kami minta untuk rekan-rekan pers juga tidak langsung mengidentikkan dengan ISPA karena yang berhak itu kan dokter yang menangani dan yang paling jelas hasil autopsi,” ujar Herman Deru, kemarin, seperti dilansir dari cnnindonesia.com.
Herman meminta masyarakat untuk memisahkan mana penyakit yang menjadi wabah dan menyebabkan banyak orang menderita dengan penyakit yang hanya menyerang orang per orangan.
Baca :Â Puluhan Ribu Masyarakat Riau Korban ISPA, Syamsuar: Belum Ada yang Mengkhawatirkan
“Saya baca, malah dokter spesialisnya masih bilang begini, mungkin itu memang ada penyakit parunya. Artinya kecuali hasil autopsi [hasilnya tidak bisa dipastikan]. Kecuali itu memang hasil autopsi ya, tapi saya dengar tidak autopsi,” tambah dia.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin Masagus Hakim berujar, pihaknya memastikan bahwa terjadi gangguan pernapasan yang diderita bayi Elsa. Hal tersebut terungkap setelah pihaknya melakukan pengecekan ke RS Ar-Rasyid Palembang yang menjadi tempat meninggalnya Elsa.
“Penyebab pasti kematian bayi sampai sekarang rumah sakit belum mengeluarkan [diagnosa] tapi kita sudah ada perkiraan. Dari hasil wawancara ke petugas yang menangani, bahwa terkena gangguan pernapasan akibat ISPA,” ujar Hakim. (bpc3)