BERTUAHPOS.COM, PEKANABARU – Menanggapi tudingan beberapa mahasiswa yang meragukan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tak tepat sasaran, Rektor UIN suska Riau Prof Munzir Hitami menyebut itu murni kekeliruan dalam pengisian berkas data yang masuk.
“Mungkin itu kesalahan dalam pengisian data. Atau mungkin kekeluruan dalam validasinya,” katanya kepada bertuahpos.com, Jumat (12/09/2014).
Selain itu juga ada kendala lain yaitu terbatasnya kuota untuk UKT kelompok I. Dimana maksimal hanya 20 persen dari jumlah keseluruhan calon mahasiswa yang mendaftar.
“Kelompok I itu kuotanya maksimal 20 persen dan diperuntukkan bagi mahasiswa kurang mampu. UKT III juga 20 persen. Kuota yang banyak di itu UKT golongan II, karena dianggap sebagian besar calon mahasiswa yang mendaftar adalah mereka yang memililiki orang tua dengan penghasilan menengah,” tambahnya.
Adapun tim verifikasi dibentuk dari setiap prodi sesuai dengan data yang sudah diserahkan calon mahasiswa.
Sebelum itu, Aminah Zuhaira pernah komplen ke pihak UIN Suska karena kesalahan dari tim verivikasi. Ketika itu pada tanggal 11 Agustus 2014 lalu, saat Aminah ngecek pengumuman kelulusan, dia lulus di UKT golongan I dengan kisaran biaya masuk kuliah sekitar Rp 400 ribu.
“Tiba-tiba siangnya pas kita cek, lulus di UKT tingkat III dengan biaya sebesar Rp. 3 juta. Kami komplen dengan pihak akademik. Tapi jawab mereka kalo pengumuman pagi baru pengajuan. Sementara pengumuman siang itu sudah jadi keputusan dari tim verifikasi, dan tidak bisa diganggu gugat,” kata Umi Rofiah yang saat itu sedang menemani Aminah ke menghubungi pihak rektorat UIN Suska.
Sementara itu, Ferry Kurniawan juga pernah menjumpai beberapa temannya yang lulus di UKT namun tidak sesuai dengan syarat pendapatan orang tuanya. “Seharusnya dari segi ekonomi teman saya itu lulusnya di UKT satu, tapi malah lulus di UKT II, sedangkan yang penghasilan orang tuanyalumayan lulusnya di UKTÂ I,” katanya. (melba)