BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Uzbekistan pada tahun 1370 sampai 1405 dipimpin oleh seorang penguasa Islam keturunan Momgol, Timur Lenk. Namun, Timur Lenk dikenal sebagai pemimpin yang kontroversial.
Sebagian kalangan mengenalnya sebagai penguasa yang kejam, terutama kepada bangsa Arab. Timur Lenk dianggap sangat membenci ras Arab.
Namun, dalam bukunya yang berjudul Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, sejarawan Abdul Syukur al-Azizi menuliskan bahwa Timur Lenk mempunyai alasan tersendiri untuk membenci bangsa Arab.
Abdul Syukur menuliskan bahwa pada abad pertengahan, Arab telah kembali ke masa jahiliah. Agama Islam tak lagi dijunjung, melainkan diinjak-injak atas nama keluarga, kesukuan, madzhab, serta demi kekuasaan. Alasan itulah yang membuat Timur Lenk membenci Arab, dan menjaga pasukannya steril dari bangsa Arab.
Karena kebenciannya itu, banyak ulama dan umat muslim yang menghujat Timur Lenk. Dia dianggap pemimpin yang kejam dan bengis.
Namun, disisi lain, Ibnu Khaldun justru memuji Timur Lenk, yang disebutnya sebagai pemimpin Islam yang tak terlena oleh kekuasaan.
“Disaat banyak pemimpin Islam yang terlena oleh harta dan melupakan penyebaran Islam, Timur Lenk datang dan melakukan tugas penyebaran Islam,” puji Ibnu Khaldun.
Timur Lenk sebenarnya adalah sosok yang sangat memuliakan dan mencintai ulama. Saat melakukan penaklukan, ulama setempat dibawa ke Ibukota Sarmankand untuk dimuliakan.
Kemanapun Timur Lenk pergi, dia selalu membawa ulama untuk membimbing pasukannya, dan juga untuk menyebarkan Islam di daerah taklukan. Karena itu, tak heran jika sampai saat ini wilayah Asia Tengah dan Selatan dikenal mempunyai toleransi luar biasa dalam perbedaan. (bpc2)