BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sosialisasi ekonomi syariah terlihat memang begitu gencarnya. Fenomena ini mendasari bahwa masyarakat perlahan kian mempercayai ekonomi Syariah lebih baik ketimbang sistem perekonomian yang ada saat ini.Â
Menurut Kepala Devisi Advesory dan Pembembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau, Teguh Stiadi, BI untuk sementara ini perkembangan ekonomi syariah, khususnya di Riau, bisa diukur dari perkembangan perbankan syariah di daerah.Â
“Kenapa BI dorong pertumbuhan ekonomi syariah, karena ini salah satu dari sekian flatform ekonomi dan mayoritas penduduk Indonesia yang muslim, sangat potensial ekonomi syariah untuk dikembangkan. Ini sebagai alternatif pengembangan ekonomi masyarakat. Jadi tingkat penerimaan dari iplementasi ekonomi syariah ini akan lebih mudah,” ungkapnya saat berbincang dengan bertuahpos.com di Pekanbaru.
Baca :Â BI: Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Riau Tinggi, Tapi Ukurannya Kecil
“Selama ini, kita tak bisa menolak pemahaman masyarakat bahwa syariat dan konvensional pada prinsipnya sama. Namun itu merupakan proses perubahan yang dilakukan secara pelan-pelan. Mengenalkan kepada masyarakat. Meski mayoritas muslim tidak semuanya paham dan mengerti tentang ekonomi syariah,” sebutnyaÂ
Dia menuturkan, berdasarkan pengalaman, beberapa provinsi lain di Indonesia yang muslim minoritas justru perkembangan ekonomi syariah lebih tinggi dibanding Riau. Platform dari kerjasama perbankan syariah juga bbisa menarik pelanggan lain termasuk non muslim.Â
Teguh mengatakan, ekonomi syariah tidak melulu burhubungan bagi hasil, label halal dan menggunakan kostum yang syar’i. Ekonomi syariah merupakan kerangka alternatif dari ekonomi yang selama ini dikenal masyarakat. Basis ekonomi ini dari seorang Muslim yang diwajibkan menyisihkan sebagian hartanya, baik dalam bentuk infak sedekah, zakat dan wakaf.Â
Menurut Teguh, agian yang disisihkan itulah sebagiannya menjadi perputaran ekonomi syariah. Dengan zakat misalnya, menghilangkan unsur haram dalam harta. Seperti ketidak pastian ataupun hal-hal yang menimbulkan mudorat.Â
“Namun untuk menyadarkan itu pelan-pelan. Potensi zakat wakaf dan sedekah itu sangat besar apalagi jika dikelola dengan baik. BI menggandeng beberapa pihak KNKS dan lembaga syariah lainnya. Secara ukuran ekonomi syariah di Indonesia masih diurutan 10,” tambahnya.
“Kami akan bersama sama untuk mengembangkan ekonomi syariah di Riau. Mengembangkan ekonomi syariah, juga berbarengan dengan ekonomi digital. Ini tak bisa ditinggalkan tapi lebih baik diimbangi saja,” tambahnya. (bpc3/Jun)