BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin. Sebab itu kehadiran Islam mengakomodir seluruh sendi-sendiri kehidupan manusia bahkan untuk urusan terkecil sekalipun.
Meski demikian, menjadi seorang muslim yang taat bukan tanpa konsekuensi. Sebab ketaatan akan diganjar dengan pahala, begitu juga sebaliknya. Menjadi seorang muslim secara menyeluruh artinya mengaplikasikan seluruh kehidupan pada ajaran-ajaran Islam. Allah mengaturnya dalam syariat sebagai pegangan hidup.
“Dan syariat merupakan konsekuesni iman. Sebab orang yang tidak menjalankan syariat sama saja dengan orang yang tidak beriman,” kata Ustaz Abdullah dalam khutbahnya, Jumat, 19 Juli 2019 di Pekanbaru.
Dia menjelaskan, hal ini sejalan dengan firman Allah SWT, tentang syukur misalnya. Barang siapa (manusia) yang bersyukur terhadap nikmat Allah maka akan ditambah. Dan barang siapa yang kufur kepada nikmat Allah, maka azab yang dijanjikan sangat pedih.
“Allah memberikan manusia rezeki bukan tanpa alasan. Bisa jadi itu sebagai nikmat, di sisi lain rezeki juga menjadi ujian. Rezeki halal yang diberikan Allah tapi dipergunakan untuk kemaksiatan, berarti seseorang itu telah kufur,” jelasnya.
Contoh lain, hukum potong tangan dalam Islam bagi pencuri. Dalam Al-Quran memang tidak dijelaskan secara rinci, namun ketentuan syariat selalu diikuti dengan sebab akibat. Jika seseorang dalam suatu negara sudah bisa memenuhi kebutuhan makannya tiga kali sehari, dia sudah dianggap bukan orang miskin.Â
Jika orang seperti ini melakukan perbuatan mencuri maka hukum potong tangan berlaku kepadanya, sebab tindakan pencurian yang dilakukan bukan karena keadaan (ekonomi). Akan tetapi, hukum potong tangan sejatinya menghapuskan dosa-dosanya atas tindakan pencurian.
“Jika sebagai muslim tidak menerapkan syariat seperti ini, maka dianggap zalim, kafir, ataupun kufur. Kolompok yang tidak mengerti Islam akan menuding Islam sebagai agama yang kejam. Tapi, efek jera dari hukum ini membuat umat Islam takut untuk melakukan dosa besar,” ungkapnya. (bpc3)