BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menerbitkan surat berharga SBR007. Ini seri terbaru surat berharga setelah pemerintah menerbitkan SBR006 pada tahun lalu. Sesi penjualan akan dimulai pada tanggal 11-25 Juli 2019.
Kota Pekanbaru dianggap sebagai salah satu daerah dengan investor potensial. Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, menjalin kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau, Rabu siang, 3 Juli 2019 di aula serbaguna lantai tiga gedung BI Riau, Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru.
Kepala Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan BI Riau, Iskandar mengungkapkan, SBR merupakan sebuah instrumen untuk pembiayaan negara dalam bentuk investasi untuk masyarakat umum. Negara memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut dalam membiayai pembangunan.
“Namun investasi ke SBR risikonya ringan. Bahkan risiko gagal bayar tidak ada karena sudah diatur dalam Undang-Undang. Pemerintah akan mendahulukan utang pokok untuk dibayarkan,” ungkap Iskandar.
Sementara itu, Seksi Bidang Transaksi Surat Utang Negara (SUN), Sandi menerangkan pemerintah sudah enam kali menerbitkan SBR. Sebentar lagi SBR seri terbaru akan diterbitkan pemerintah untuk membantu pembiayaan negara.
“Kami melihat di Pekanbaru punya potensi untuk investor-investor baru. Jadi memang sebelum SBR007 diterbitkan kami melakukan sosialisasi supaya masyarakat mengerti sebelum berinvestasi ke sini,” ungkapnya.
Dia menuturkan, SBR cocok untuk investasi jangka panjang. Sebab dalam ketentuannya investasi di surat berharga negara ini punya batas waktu yang sudah ditetukan, mirip deposito. Sederhananya SBR sama dengan mengkonversikan tabungan ke surat utang, namun dijamin oleh negara.
Sementara itu, Analis Trimegah Securities, Fakhrul menjelaskan, memang dalam waktu dua tahun belakangan pasar dibuat ketar ketir dengan perang dagang AS-China.Â
Namun sikap AS yang akan mereview kembali kebijakannya, membuat fundamendal pasar investasi kembali lega. Dalam kesempatan ini dia lebih banyak berbicara mengenai analisis pasar dan stabilitas rupiah dalam persepsi padar global.(bpc3)