BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Mohamad Hidayat Lamakarate mengatakan pihaknya membutuhkan bantuan semua pihak untuk membangun hunian tetap bagi 33 ribu warganya.
Dikatakan Hidayat, data pastinya ada 33.902 warga Sulteng yang harus direlokasi akibat gempa, tsunami, dan likuifikasi pada September 2018 lalu. Pemprov Sulteng, kata Mohamad, tak sanggup untuk membangunkan hunian tetap (huntap) bagi ribuan warganya tersebut.
“Jumlah huntap yang dibutuhkan warga kami mencapai ribuan unit, tepatnya 8.809 unit huntap. Kami butuh bantuan semua pihak untuk membantu dan menolong,” kata Hidayat, Selasa 2 Juli 2019, dikutip dari CNN Indonesia.
Dilanjutkan Hidayat, pihaknya sudah menyiapkan lokasi untuk pembangunan huntap tersebut. Ada tiga lokasi pembangunan huntap, yakni Tondo-Talise, Pombewe, dan Duyu.
Pusat Data dan Informasi Kegempaan Sulawesi Tengah mencatat kerugian akibat gempa dan tsunami di Palu pada 28 September 2018 lalu mencapai angka Rp18,48 triliun.
Saat itu, Kota Palu dan tiga kabupaten di Sulawesi Tengah yakni Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong diguncang gempa 7,4 Skala Richter (SR), yang disusul tsunami. Di beberapa titik di Kota Palu, juga terjadi likuefaksi yang membenamkan perumahan penduduk.Â
Kota Palu menderita kerugian paling besar, yakni mencapai Rp8,3 triliun. Bagian pesisir Kota Palu hampir semuanya hancur, begitu juga daerah-daerah yang terjadi likuefaksi, seperti Petobo, Balaroa, dan Sibalya.
Daerah dengan kerugian terbanyak berikutnya adalah Kabupaten Sigi yang menderita kerugian Rp6,9 triliun, Donggala Rp2,7 triliun, dan Parigi Moutong Rp640 miliar. (bpc2)