BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sejak tahun 1522, Sunda Kelapa yang merupakan kota pelabuhan strategis sudah dikuasai oleh Portugis. Kerajaan Pajajaran-lah yang memberikan wilayah itu kepada Portugis melalui Perjanjian Padrao.
Dilansir dari Republika, beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa raja Pajajaran, Prabu Surawisesa menyambut hangat kedatangan Portugis untuk mengamankan keberadaan mereka ditengah perkembangan Islam di tanah Jawa.
Fatahillah, yang menurut beberapa sumber sejarah, datang dari Pasai, Aceh ke tanah Jawa pada 1525. Fatahillah langsung menyadari ancaman yang bisa ditimbulkan Portugis jika dibiarkan bercokol lama di Sunda Kelapa.
Fatahillah, atas izin Sultan Trenggono, kemudian memimpin armada pasukan Demak yang berkekuatan 20 kapal perang dan 1.500 prajurit untuk menyerang Sunda Kelapa. Sebelum berperang, Fatahillah juga mengajak Kesultanan Cirebon dan Banten untuk bergabung mengusir Portugis.
Mengetahui pergerakan Fatahillah, Portugis tak tinggal diam. Pada tahun 1526, Laksamana Alfonso d’Albuquerque, sang penakluk Malaka, mengirimkan enam kapal perang jenis galleon ke Sunda Kelapa. Kapal perang galleon ini merupakan kapal yang sangat kuat saat itu, dengan berat hingga 800 ton dan 21 hingga 24 pucuk meriam. Bersama armada ini, dikirim juga 600 prajurit bersenjata lengkap untuk membantu pertahanan Sunda Kelapa.
Pada tahun 1527, perang meletus. Wilayah Pajajaran secara berangsur berhasil dikuasai, baik dari Timur oleh pasukan Kesultanan Cirebon, maupun dari arah barat oleh pasukan Banten.
Pada 22 Juni 1527, setelah melalui pertempuran sengit, Fatahillah berhasil menguasai Sunda Kelapa. Fatahillah kemudian merubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, cikal bakal Jakarta. (bpc2)