BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Saat Dinasti Fatimiyah berkuasa di Mesir (296-909 hijriah atau 566-1171 masehi), mereka meninggalkan kemajuan lembaga pendidikan ilmu pengetahuan yang bertahan hingga sekarang, Universitas A-Azhar.
Awalnya, panglima Jauhar mendirikan masjid sebagai tempat salat di Kairo pada Ramadan 259 hijriah/873 masehi. Masjid ini menjadi tempat salat dan terus diperluas oleh penguasa-penguasa Dinasti Fatimiyah.
Pada saat khalifah kelima, Abu Mansur Nizar al-Aziz Billah (975-996 M), masjid Al-Azhar juga digunakan sebagai sarana pendidikan keilmuan.Â
Sejak itu, berbagai ilmu pengetahuan diajarkan dan diteliti di tempat ini. Disiplin ilmunya juga semakin banyak, baik itu ilmu agama ataupun ilmu umum.
Disiplin ilmu agama yang diajarkan di Al-Azhar sejak Dinasti Fatimiyah antara lain fiqh, al-Quran, hadist, tasawuf, Bahasa Arab, nahwu, sharraf, dan lain-lain.
Sementara ilmu umum yang diajarkan antara lain kedokteran, logika, sejarah, matematika, sejarah, dan ilmu umum lainnya.
Al-Azhar berperan penting bagi perkembangan pendidikan di Eropa dan Dunia. Adalah Al-Azhar yang pertama kali memperkenalkan seragam sekolah ataupun tradisi diskusi.
Al-Azhar juga yang pertama kali mengembangkan sistem dua fakultas, yakni graduated (S1 saat ini) dan under-graduated (S2 saat ini). Sistem ini kemudian diadopsi untuk lembaga pendidikan tinggi di seluruh dunia. (bpc2)
Disadur dari buku Abdul Syukur al-Azizi “Sejarah Terlengkap Peradaban Islam”, Terbitan Noktah, 2017