BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Presiden Jokowi menganggap beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat ekonomi RI terlalu berat. Presiden kemudian berniat memindahkan ibukota Indonesia, dengan kandidat terkuat adalah Bukit Soeharto, Kalimantan Timur.
Sebenarnya, rencana pemindahan ibukota bukanlah barang baru. Rencana pemindahan ibukota bahkan sudah diwacanakan pada tahun 1950-an ke Palangkaraya oleh Presiden Soekarno.
Namun, Presiden Jokowi menyatakan bahwa dirinya serius ingin memindahkan ibukota. “Kita ingin menapak sebagai negara maju,” kata Jokowi, Selasa 7 Mei 2019 lalu.
Sebenarnya, jauh sebelum ada Indonesia, pemindahan ibukota adalah hal biasa bagi kerajaan yang ada di Nusantara, seperti Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Pada awalnya, Kerajaan Siak yang didirikan Raja Kecik (Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah) pada tahun 1723 beribukota di Kuantan. Anaknya, Sultan Muhammad (Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah) yang mulai berkuasa tahun 1746 kemudian memindahkan ibukota Siak lebih ke pedalaman, Mempura.
Pada masa Raja Alam (Sultan Ismail Abdul Alamuddin Syah) yang berkuasa tahun 1761-1766, Ibukota Siak kembali dipindahkan ke Senapelan (Pekanbaru saat ini).Â
Kemudian, pada masa Sultan Sayyid Ismail (Sultan Asssaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaludin) yang berkuasa tahun 1827-1864, ibukota Siak dipindahkan ke Kota Siak saat ini, hingga masa Sultan Syarif Kasim II. (bpc2)