Ibu Bukan Sosok Pahlawan di Mata Anak

Share

BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Batman, Spidermen, Hulk, Boboboy, dan sejenisnya, terus ada dalam benak anak zaman now. Pola itu tercipta pada anak karena mereka melihat kemudian mencontohnya. Benarkan ibu tersingkirkan sebagai sosok pahlawan di mata anak? 

Sesri, remaja berusia 14 tahun duduk di sebuah kafe di Jalan Paus, Pekanbaru, pada Kamis malam (21/12/2017). Dia bersama 2 rekannya yang masih remaja. Sesri menunggu pesanannya tiba, sambil mengotak atik smartphone. 

Sesri sedikit mengernyitkan dahi ketika ditanyakan kepadanya siapa sosok yang menurut dia pahlawan. “Wonder Women. Eh, Ibu Kartini, bang,” katanya sambil tersenyum.

Itu kemudian menimbulkan decak tawa dari 2 rekannya yang lain. “Dia itu suka dengan film Anak Langit, bang,” timpal Sulistia salah seorang rekannya yang juga ikut nongkrong bersama Sesri di cafe itu. 

Bagi Sesri, sosok yang dia sebutkan (Ibu Kartini) banyak menginspirasi orang. Dan itu bagus. Namun selain itu dia memang mengidolakan Wonder Women, dan sering menonton film super herro lainnya.

Sesri terdiam saat ditanyakan mengapa dia tidak mengidolakan ibunya. Matanya menerawang dan melirik ke arah temannya. Beberapa saat setelah itu barulah dia tersenyum dan mengatakan, “Mama super herro sepanjang massa,” ungkapnya.

Baca: Ibu vs Gadget Jadi Tantangan Zaman Now

Di lokasi yang berbeda, Murni, seorang ibu rumah tangga berusia 45 tahun menanggapi soal fenomena ini. Dia ibu dari 3 anak. Dan kini anaknya tidak bersamanya karena sudah besar. “2 orang sudah menikah dan 1 lagi masih sekolah di tempat neneknya,” kata Murni kepada bertuahpos.com, Jumat (22/12/2017). 

Murni, banyak bercerita bagaimana perannya di saat anak-anaknya tengah terbelit masalah.

“Anak saya merantau. Kalau anak nelpon kemudian mereka sedang tersandung masalah, walaupun kecil, saya bisa tidak tidur semalaman,” ucapnya sambil tertawa. 

“Kalau anak mengatakan pahlawan mereka super herro, saya rasa itu jawaban spontan, dari apa yang mereka lihat. Tanpa disadari sebenarnya mereka mengakui kalau ibu mereka adalah pahlawan. Ini menurut saya ya,” ujarnya. 

Kata Murni, penilaian sederhana dari seorang ibu, yang diharapkan bukanlah sebuah pengakuan atas kata ‘Herro’. Di saat anak terlibat masalah bukan Wonder Women, bukan Spidermen, dan bukan super herro lain yang menolong mereka. Tapi mereka pulang, mencari ibu atau ayah kemudian bercerita dan menemukan solusinya. 

“Saya juga punya ibu, bagi saya, ibu dan ayah pahlawan nyata. Tak ada seorang ibu yang mau anaknya terlibat masalah. Ini kasus sangat sederhana, tapi tidak disadari oleh banyak anak. Saya juga menyadari itu ketika saya sudah dewasa,” kata Murni. 

Baik Sesri ataupun Murni, adalah realitas dari pengalaman yang mareka alami. Di luar sana masih ada banyak pandangan anak tentang siapa super herro mereka. Terlepas dari itu, sosok ibu selalu hadir untuk anaknya dalam keadaan apapun. Selamat Hari Ibu… (bpc3)