CEO ini Cuma Tidur Empat Jam Sehari

Share

BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Seperti hari-hari biasanya, nahkoda baru Direktur Utama Bank Riau Kepri masih berada di kantor pada malam itu. Lepas magrib, pria kelahiran 1965 menyambut crew redaksi bertuahpos di ruangannya.  Meski masih berkantor di gedung lama berukuran sekitar 7 x 7 meter persegi, Dr Irvandi Gustari menyambut dengan penuh kehangatan.

Saat itu Ia masih tiga minggu menjabat sebagai Direktur Utama (Chief Executive Officer) Bank Riau dan Kepulauan Riau (BRK). Di salah satu sudut ruangan, tampak berjejer beragam penghargaan yang tersusun pada sebuah lemari kaca. Di meja tamu dan meja kerjanya bertumpuk kertas dan map. Sepertinya masih banyak dokumen yang harus diperiksa atau ditanda tangani. Bahkan beberapa saat sebelum diskusi hangat di mulai, sekretarisnya kembali mengantar sejumlah dokumen yang harus ditandatangani.

Sosok pria berperawakan tinggi dengan postur proporsional ini mungkin tak asing bagi bagi masyarakat Riau maupun dunia perbankan. Sebab, Irvandi memang memulai karirnya di Pulau Jawa dan anak jati Riau. “Saya lahir di Riau, tapi saya kuliah di Jawa dan memulai karir perbankan disana juga”  ujarnya memulai percakapan.

Setelah lulus di Perguruan Tinggi Universitas Parahyangan Bandung S1 Jurusan Ekonomi tahun 1984-1989, Irvandi mengambil Gelar MBA pada tahun 1991 dengan predikat kelulusan Cum Laude di Sekolah Bisnis Manajemen Prasetia Mulia, Jakarta. 

Baginya, pendidikan menjadi hal utama. Hal ini terlihat dari jenjang akademisnya, dimana Ia kembali menamatkan pendidikan S3 dan meraih gelar Doktor dengan kosentrasi di bidang Change Management,  pada Institut Pertanian Bogor (IPB), tahun 2012. Lagi-lagi predikat Summa Cum Laude dengan IPK 3,9 berhasil dia raih.

Melihat pendidikannya yang selalu di capai dengan prediket Summa Cum Laude, tentu siapapun tak meragukan kecerdasan pria kelahiran 11 Agustus 1965 ini. Wajar, dengan pengalaman dibidang perbankan selama 25 tahun, menjadi salah satu pertimbangan mengapa Irvandi berhasil memegang posisi jabatan tertinggi di BRK. Disisi lain, selain prediket akademis yang tinggi, sejumlah jabatan penting sudah pernah di amanahkan kepada Irvandi.

Namun, tentu semua karir apapun akan dimulai dari titik nol atau berada dilevel bawah. Begitu juga dengan Andi, sapaan akrabnya, yang memulai karir di Bank Danamond pada tahun 1991. Dia memegang jabatan sebagai Management Development Program (MDP). Jabatan terakhirnya di bank itu sebagai Senior First Manager – Deputy Kepala Bagian – HR Development.

Tahun 1999 hingga 2004, Andi kembali dipercaya memegang Vice President HR Strategi & Policy – Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Kemudian pada tahun 2004 sampai 2006 Ia menjabat sebagai Vice President QA & HR Operation PT. Bank Permata. Kerja keras dengan rasa syukur dan mencintai pekerjaan, membuat karirnya terus kepuncak di dunia perbankan. Terbukti, Ia kembali diamanahi untuk jabatan Senior Vice President – HR, PT. Bank MNC Internasional pada tahun 2006 hingga April 2015.

Hingga akhirnya, pucuk pimpinan tertinggi dalam sebuah perbankan yakni Direktur Utama berada di tangannya. Namun, khusus untuk jabatan Direktur Utama Bank Riau Kepri, bukan dikejar atau menjadi ambisinya.

Suatu ketika, terjadi pembicaraan serius antara Irvandi dengan Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman. Pasalnya, masa jabatan Dirut BRK sebelumnya sudah habis dan cukup lama kosong. Tawaran secara professional itu tentu saja membuatnya sedikit bimbang. Sebab, pada saat yang sama, dia masih memegang jabatan semula di Bank MNC Internasional dan ditawari sejumlah jabatan penting di beberapa institusi perbankan.

Namun, setelah menimbang dengan berbagai kemungkinan, Ia memilih untuk pulang ke kampung halaman. “Saya orang Riau. Ini tanggungjawab saya untuk membangun Riau,” katanya. Diapun memutuskan untuk bertarung secara professional dalam pemilihan Dirut BRK dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS-BRK). Alhasil, pada April 2015 dalam RUPS-LB, sejumlah pemegang saham BRK akhirnya sepakat menjunjuknya untuk memimpin BRK.

Kredibilitas dan kompetensi Irvandi tampaknya tak diragukan lagi di dunia perbankan. Ini terlihat dari kompetensi yang dimilikinya, selain saat ini memimpin perusahaan plat merah, Ia juga menjabat sebagai tim assessor tingkat nasional. Tentunya hanya orang pilihan dan punya kemampuan khusus yang bisa masuk dalam tim ini.

“Waktu saya ikut calon Dirut BRK, penguji saya Pak Hartabi Pranomo, Mantan Deputi Gubernur BI. Dia bingung. Mau diuji tentang akademis kamu semua cumlaude. Kamu doktor dari IPB. Kamu assessor.  Mau nanya apa saya sama kamu?” ujarnya menirukan ucapan Hartabi Purnomo.

Irvandi juga aktif menulis buku-buku tentang perbankan, dimana saat ini sudah ada 3 buah buku dibidang Manajemen Perubahan dengan konteks untuk cakupan pasar internasional yang ditulisnya. Disamping telah memiliki sertifikasi Manajemen Resiko level 5, dia juga memiliki sertifikasi yang diterbitkan BNSP ( Badan Nasional Sertifikasi Profesi) sebagai Assesor Kompetensi Tingkat Nasional, antara lain berwenang menguji kelulusan calon Direktur Utama ataupun calon Direktur Bank untuk memperoleh Sertifikasi Manajemen Resiko  level 4 dan 5.

Tahun 2014 ditetapkan melalui SK Kemenkopolhukam, Irvandi resmi menjadi Anggota Desk Ketahanan & Keamanan Informasi dan Tekonologi Nasional. Meski memiliki segudang kesibukan, Irvandi masih menjalankan profesi di bidang akademis, sebagai Dosen Pasca Sarjana di Universitas Pancasila dan dosen tamu pada berbagai Perguruan Tinggi lainnya.

“Buku saya level internasional. Kalau bisa masuk internasional saya bisa dilihat seluruh dunia. Saya juga reviewer jurnal internasional,” tambahnya.

Baginya, menjalani aktifitas kerja itu tidak perlu harus selalu formil, tetapi hasilnya yang harus maksimal. “Dulu pernah ditanya oleh Pak Plt Gubri, kamu itu anak daerah. Jadi kapan pulang. Kapan lagi bangun daerah. Kamukan sudah lama di Jawa.” Ungkapan ini pula yang menggerakkan hatinya untuk ikut berkontribusi di kampung halaman, Riau.

Saat ikut seleksi Diru BRK. Dia pun ditanya tentang pendapat BRK. Dengan penuh percaya diri Irvandi menjawab, “Saya pulang ke Riau tidak mau sia sia, Pak. Enam bulan tidak tercapai target, saya berhenti. Karena saya bekerja sesuai dengan komitmen, dan saya juga ingin memajukan bank ini dan menjadi kebanggaan tuan rumah,” tambahnya.

Lebih Memilih Bersama Ibunda Tercinta

Tak seperti kebanyakan pejabat tinggi yang ada. Sampai saat ini, Irvandi Gustari masih  menumpang tempat tinggal di rumah orang tuanya. “Saya numpang di rumah emak saya karena rumah saya tidak ada. Dan saya lebih memilih untuk tinggal dengan emak, ibunda tercinta,” ungkapnya.

Lantas bagaimana Irvandi bisa meraih berbagai prestasi akademik, non akademik hingga meraih karir tertinggi? Tips sederhana yang ditawarkan Irvandi ialah bekerja dengan ibadah dan tidak ada niat lain. Dengan demikian dia bisa hidup dengan tenang. Porsi waktu kerjanya jauh lebih banyak dibanding bawahannya. Setiap hari jam kerja Irvandi tidak kurang dari 10 jam. Bahkan dirumah dia juga bekerja. Bila ditotal seluruh aktivitasnya, waktu tidurnya hanya berkisar 4 – 5 jam saja.

“Saya, cuma tidur biasanya empat jam. Satu jam istirahat, lalu saya tahujud, subuhan. 12 jam saya bekerja di kantor, dan saya juga berterima kasih kepada Allah atas nikmat yang diberikan hingga saat ini. dikasih waktu 12 jam masak tidak bisa menyisihkan waktu untuk ibadah. Tak adil, kan,” sebut Irvandi saat diskusi malam itu.

Melihat jam tidur dan merujuk buku Brian Tracy, penulis, pengusaha dan motivator dunia, Brian Tracy menyebutkan, rata-rata para Direktur Utama ((Chief Executive Officer)) bekerja diatas 60 jam seminggu atau 10 – 14 jam sehari.  Dengan kata lain, istrahat para direktur utama hanya beberapa jam saja. “Para CEO atau Direktur Eksekutif bekerja diatas 56 jam seminggu. Rata-rata diatas 60 jam seminggu, ada yang 65 jam bahkan 70 atau 75 jam seminggu,” sebut Brian Tracy dalam beberapa bukunya.

Bila melihat hal tersebut, bagi dunia usaha maupun para eksekutif perusahaan, tidur 4 jam dalam sehari semalam bagi Direktur Utama Bank Riau Kepri tentu tidak asing atau sesuatu yang aneh, kecuali bagi orang awam. Setidaknya juga, wajar jika prestasi para CEO termasuk Direktur Utama Bank Riau Kepri saat ini selalu berada di puncak atau mencapai karir tertinggi.

Terkait keluarga, menurut Irvandi, meski jauh dari istri dan anak-anak, bukan menjadi halangan baginya dalam bekerja maupun membagi waktu untuk keluarga. Bahkan, meski istrinya juga bekerja di Kementerian Penddidikan dan kebudayaan, bidang humas dan informasi, selalu ada waktu untuk istri dan buah hatinya. Resepnya, lanjut Dr Irvandi, komunikasi dan komitmen menjadi hal penting.

“Saya pacaran saja tidak pernah ganti-ganti, terbuktikan. Kita menjaga kepercayaan, jika ada sesuatu akan kita komunikasikan. Apalagi dengan zaman yang sangat canggih ini, tentu komunikasi menjadi lebih mudah. Kualitas menjadi hal utama, dalam pekerjaan, istrahat, bersama keluarga dan kualitas dalam berkomunikasi,” tambahnya. (Iqbal)