Akhir Perjuangan Masharo Aoki, Pejuang Indonesia dari Jepang

Share

BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pasukan Masharo Aoki disergap dan ditawan pasukan republik pada tahun 1946 di daerah Majalaya. Karena perlakuan baik pasukan republik, Masharo Aoki menyatakan masuk Islam dan berganti nama menjadi Abu Bakar.

40 tentara Jepang dan Korea dibawah Abu Bakar lainnya juga bergabungnya. Abu Bakar kemudian membagi pasukannya menjadi instruktur dan komandan seksi, sesuai keahlian masing-masing.

Dalam perjuangannya, Abu Bakar dan pasukannya seringkali melakukan penghadangan dan penyergapan kepada pasukan Belanda. Tak jarang pula, dilakukan penyerangan pos-pos militer Belanda.

Tahun 1947, Abu Bakar mendapat laporan ada rencana Belanda yang ingin menyerang Garut. Pasukan Abu Bakar kemudian melakukan pencegahan dengan menghancurkan jembatan penghubung ke Garut, sehingga tak bisa dilewati pasukan Belanda.

Aksi Abu Bakar dan pasukan eks Jepang ini memicu kemarahan militer Belanda. Suatu pasukan buru sergap dibawah pimpinan Letnan Kolonel PW van Duin kemudian dibentuk untuk memburu Abu Bakar.

Awal Februari 1948, sesuai perjanjian Renville, Divisi Siliwangi harus meninggalkan Jawa Barat, dan hijrah ke wilayah Republik di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Namun, pasukan Abu Bakar tetap tinggal di Jawa Barat. Mereka kemudian bermarkas di Desa Parentas, perbatasan Garut dan Tasikmalaya. 

Senin, 25 Oktober 1948, Abu Bakar dan beberapa orang kepercayaannya tengah melakukan rapat mengenai penyusupan pasukan dan strategi perlawan DI/TII. Dua orang pejuang asal Korea berjaga-jaga diluar.

Rapat berlangsung hingga tengah malam, 26 Agustus 1948. Pukul 01.30, tiba-tiba pasukan buru sergap Letnan Kolonel PW van Duin mendobrak pintu setelah melumpuhkan penjaga. Abu Bakar tak sempat melakukan perlawanan, dan langsung ditawan Belanda.

Februari 1949, Abu Bakar dijatuhi hukuman mati oleh Belanda. Dia kemudian dipindahkan kembali ke Garut.

Sabtu, 21 Mei 1949, hukuman mati terhadap Abu Bakar dilaksanakan. Abu Bakar dibawa ke pinggri sungai Cimanuk, dan ditembak mati. Jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Pasirpogor, sebelum pada 1975 dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut, dikutip dari historia.id. (bpc2)