SBY Tak Mau Naikkan Harga BBM, Ini Imbasnya ke Pasar Modal

Share

BERTUAHPOS.COM, JAKARTA -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga masa pemerintahannya berakhir. Hal tersebut sudah diprediksi beberapa analis dan ekonom sebelumnya. Menanggapi hal ini apa reaksi pasar modal Indonesia ke depan?

Director D’Origin Financial Advisory Cynthia Nadeak CSA menilai, pasar masih akan tetap menunggu kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Jika di pemerintahan saat ini tidak terealisasi, pelaku pasar akan meminta kepastian untuk pemerintahan selanjutnya.

“Untuk SBY tidak akan menaikkan harga BBM sih sebetulnya sudah diprediksi oleh banyak analis dan ekonom sebelumnya, yang dibutuhkan malah kepastian kenaikan di pemerintahan yang baru,” ungkapnya kepada detikFinance, Jumat (29/8/2014).

Menanggapi hal itu, Cynthia memperkirakan jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak datar dan cenderung melemah karena minimnya sentimen baru.

“So far untuk IHSG akan bergerak flat cenderung melemah karena minim sentimen baru, konsolidasi di bursa regional dan global justru akan berimbas lebih besar terhadap fluktuasi indeks,” katanya.

Namun begitu, para investor terutama asing masih akan tetap masuk ke pasar modal Indonesia. Dia menyebutkan, aliran dana asing ke pasar modal sejak awal tahun hingga 28 Agustus 2014 sudah mencapai Rp 56,62 triliun dan sepertinya aliran dana asing masih akan berlanjut hingga tahun depan karena ekspektasi geliat perekonomian dalam negeri akan lebih kondusif dengan pemerintahan yang baru.

“Ini merupakan salah satu indikasi positif bagi sustainable pasar,” ucapnya.

Setelah Kamis (28/8/2014) IHSG ditutup menguat ke level 5184.47 (+19.23 pts) (+0.37%) dengan value tipis sebesar Rp 5,562 triliun, dengan net buy asing sebesar Rp 198,4 miliar, maka untuk kisaran pergerakan IHSG akan berada di 5.150-5.225 dengan support 5.177-5.150 dan posisi resistan 5.205-5.225.

“Sejatinya, pelaku pasar selalu mengutamakan kondisi yang aman dan kepastian arah dalam melakukan keputusan bertransaksi di market. Kenaikan BBM memang sudah harus segera dilakukan,” pungkasnya.(Detik)