Finance

Fenomena Raffi Ahmad dan Ari Lasso Soal Saham, Ini Kata Analis

Share

BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Dua publik figur Raffi Ahmad dan Ari Lasso baru-baru ini bikin heboh jagat maya dengan rekomendasi mereka tentang saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS)—perusahaan yang bergerak di bidang teknologi.

Apa yang dilakukan kedua influencer itu, menurut Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo di satu sisi bernilai positif karena bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Namun tetap ada risiko lain di balik itu yang patut untuk diwaspadai.

“Kami menyambut positif influencer seperti mereka namun juga perlu mengingatkan mereka akan tanggung jawab moral kepada para follower dan kemungkinan potensi tuntutan hukum dari para pengikutnya apabila ada yang merasa dikecewakan,” jelasnya.

Lain cerita jika apa yang dilakukan oleh Raffi Ahmad dan Ari Lasso memang endorse. Tapi MCAS menyatakan jika perseroan tidak melakukan endorse pada dua selebritas tersebut. Menurut MCAS, keputusan investasi pada saham mereka adalah keputusan pribadi Raffi dan Ari Lasso.

Analis menilai bahwa bahwa fenomena ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh kedua selebriti itu, dan saat ini mulai marak, “bahkan ada sebagian dari mereka yang mencantumkan analisa kinerja saham dan sebagian lainnya hanya menyebutkan nama saham tanpa analisanya,” kata Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat, 8 Januari 2021.

Untuk golongan kedua, kata dia, rekomendasi itu dikenal dengan istilah ‘pom pom saham’. Ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh Raffi Ahmad dan Ari Lasso.

“Sepanjang influencer share analisa mereka itu bagus, saya setuju. Karena investor ritel bisa menganalisa apakah saham itu sesuai tidak dengan psikologis dan tujuan investasi mereka. Kalau hanya saham saja, saya kurang setuju karena kurang proper dan tidak mengedukasi,” ujarnya.

Meski demikian, Hendriko menyebut memang ada risiko yang muncul jika seorang investor khususnya investor ritel membeli saham berdasarkan rekomendasi tanpa disertai analisis alias ‘pom pom saham’. 

“Jika investasi pada efek saham bersifat high risk alias risiko tinggi, karena pergerakan saham bisa naik dan turun dalam kurun waktu yang cepat,” jelasnya.

Yang dikhawatirkan adalah, jika investor ritel tidak diedukasi dengan baik serta hanya mengikuti tren dari influencer, maka mereka belum siap dengan risiko penurunan nilai investasi ke depannya. Terlebih, jika rekomendasi saham itu tidak disertai dengan analisa kinerja saham.

“Jadi, jangan langsung percaya hanya dengan melihat konten di sosial media lalu ikut beli. Karena, ketika sudah beli begitu harga saham bisa turun, takutnya kalau beli dan turun menjadi mental jatuh,” paparnya.

Sebagai gambaran, saham MCAS memang langsung meroket setelah Raffi Ahmad dan Ari Lasso merekomendasikannya pada 4 Januari 2021. Pada penutupan perdagangan, saham MCAS menguat signifikan 5,26% atau 210 poin ke level Rp4.200 per saham.

Keesokan harinya, kenaikannya lebih tinggi yakni 8,33% atau 350 poin ke posisi Rp4.550 per saham. Namun pada perdagangan Kamis, 7 Januari 2021, penguatan saham MCAS sudah berkurang yakni hanya 0,22% atau 10 poin menjadi Rp4.560 per saham.

sebab itu, ia menyarankan investor ritel untuk mempelajari saham sebelum memutuskan investasi pada instrumen tersebut. Tak hanya itu, ia menganjurkan investor ritel memiliki sejumlah pengetahuan mengenai bisnis perusahaan dan analisa fundamental saham. (bpc2)