Berita

Video: Ini Makna di Balik Tuku Kemilau Songket Terpanjang di Pekanbaru

Share

BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Terletak di persimpangan bundaran Jalan SM Amin, tugu Kemilau Songket menjadi ikon kebanggan Kota Pekanbaru. Tugu ini sarat akan nilai-nilai luhur.

Tugu ini bersama dengan Tugu Ikan Selais merupakan kenang-kenangan dari Wali Kota Pekanbaru Drs Herman Abdullah, pada saat penghujung berakhirnya jabatannya sebagai walikota pekanbaru.

Pembangunan tugu songket ini bermula saat Evie Meiroza mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhiyono. 

Tugu Songket dirancang dan dibangun dengan lambang-lambang yang mengandung falsafah yang sarat dengan nilai-nilai luhur, adat dan budaya Melayu yang Islami, sesuai dengan ungkapan “Adat bersendikan syara’, syara’ bersendikan kitabullah’.”

Dari setiap bangunan yang ada di tugu songket ini memiliki arti seperti:

Payung bersegi 12

Mencerminkan pengayoman, perlindungan, perhatian, dan kepedulian sepanjang (12 bulan) terhadap seluruh lapisan masyarakat agar terpelihara dari bala bencana, sehingga dapat diwujudkan kehidupan yang aman dan damai sejahtera lahiriah dan batiniahnya.

Tiang utama segi delapan

Mencerminkan tuah dan marwah Pekanbaru kota bertuah, sebagai ibukota provinsi Riau yang memancar delapan penjuru mata angin. 

Kemudian songket dengan motif-motif utamanya yang melilit tiang utama, mencerminkan jati diri kemelayuan dengan keberagaman nilai-nilai azas dan budaya Melayu, yang menjadi pengawal, penjaga, pelindung dan pemelihara Pekanbaru kota bertuah dari berbagai cabaran dan tantangan.

Tiga unsur lilitan songket

Merupakan cerminan dari tiga unsur yang mendukungnya; pemerintah, ulama dan adat, yang lazim disebut tali berpilin tiga atau tiga tungku sejarangan.

Kelopak bunga terletak yang mengelilingi kaki tiang utama

Cerminan dari kesantunan, kelemahlembutan budi pekerti, kehalusan dalam berbahasa, kesucian dan kebersihan hati, keramahtamahan dalam pergaulan, menjadi azas kemulian sifat, adan dan budaya Melayu yang dapat mengharumkan namanya sepanjang zaman.

Kitab salawat badar dengan bingkai Asmaul Husna.

Cerminan dari budaya Melayu yang berasaskan Islam yang menjadikan islam sebagai jati diri kemelayuannya. Makna lain ialah, cerminan orang Melayu yang taat setia mengabdi pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, serta Muhammad SAW. Rasul penutup yang menjadi teladan sepanjang zaman, serta memberi rahmat bagi sekalian alam.

(Mila, Ilham, Qowi, Andre)