Berita

Stok BBM Terbatas, Pemprov Riau Digesa Tertibkan Travel Gelap

Share

BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Antrean panjang di SPBU di Riau, khususnya di Pekanbaru hampir terlihat setiap hari. Hal ini terjadi akibat adanya pembatasan penggunaan BBM jenis Solar.

Selain itu, PT Pertamina Patra Niaga juga sudah mengumumkan sisa kuota BBM jenis Pertalite di Riau hanya tinggal 209.618 Kiloliter. Jumlah ini diperkirakan hanya cukup hingga akhir Oktober 2022, dan tak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan Pertalite hingga akhir tahun.

PT Pertamina Patra Niaga mencatat hingga akhir Juli 2022, realisasi distribusi Pertalite di wilayah Provinsi Riau sudah mencapai 593.445 Kiloliter atau 74% dari kuota di tahun 2022. Pertamina juga sudah melaporkan kondisi tersebut ke Pemprov Riau.

Menurut Ekonom Senior dari Universitas Riau, Dahlan Tampubolon, apa yang terjadi saat ini seharusnya membuat Pemprov Riau sadar untuk membenahi sejumlah persoalan yang dihadapi terkait transportasi di Riau.

“Pemprov Riau perlu menggesa kenderaan-kenderaan niaga bermigrasi dari penggunaan plat hitam ke plat kuning (travel gelap). Karena kan perhitungan volume kendaraan niaga adalah kendaraan yang difungsikan sebagai angkutan umum, bukan angkutan pribadi (plat hitam),” tuturnya.

Dahlan menambahkan, upaya Pemprov Riau mengajukan tambahan kuota BBM merupakan langkah tepat untuk saat ini. Seperti dipahami bersama, posisi Provinsi Riau merupakan jalur lalu lintas antara Sumatera Utara ke Selatan Pulau Sumatera dan sebaliknya, juga jalur dari Sumatera Barat ke arah Jawa via lintas Timur Sumatera.  

“Dengan demikian, kebutuhan bahan bakar untuk kendaraan, terutama kendaraan niaga pastilah sangat tinggi. Makanya, sekarang perlu digesa dan ditertibkan bagaimana kuota bahan bakar subsidi, terutama solar dan pertalite lebih diarahkan ke angkutan umum (plat kuning).  

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Eva Refita mengatakan, sejauh ini memang belum ada perkembangan terkait usulan penambahan kuota BBM yang sebelumnya telah dilakukan Pemprov Riau.

“Kan sebelumnya kita sudah ajukan (untuk penambahan kuota). Kami juga sudah berkoordinasi dengan Pertamina terkait hal ini. Sampai saat ini, dari pihak Pertamina menyatakan memang belum ada penambahan kuota untuk Riau,” katanya saat dihubungi Bertuahpos.com, Minggu, 14 Agustus 2022.

Eva menegaskan, bahwa semua regulasi mengenai penambahan kuota BBM merupakan kewenangan pusat. Sedangkan yang bisa dilakukan Pemprov Riau sejauh ini, hanya sebatas upaya untuk penambahan kuota.

“Tapi memang belum ada kepastian sampai sekarang. Itu berlaku untuk seluruh Indonesia, lho. Jadi upaya yang harus kita lakukan apalagi?” sebutnya.

Dia menambahkan, sejauh ini yang perlu dilakukan yakni hanya sebatas menjaga asupan BBM jenis Pertalite, mengingat upaya untuk meminta tambahan kuota sudah dilakukan semaksimal mungkin, sejak jauh-jauh hari.

“Paling nanti, di bulan November kita baru tahu berapa kuota BBM untuk Riau tahun 2022. Jadi sekarang bagaimana pengaturan penggunaan Pertalite di SPBU, dan itu domainnya Pertamina,” tuturnya.

PT Pertamina Patra Niaga mencatat hingga akhir Juli 2022, realisasi distribusi Pertalite di wilayah Provinsi Riau sudah mencapai 593.445 Kiloliter atau 74% dari kuota di tahun 2022. Saat ini kuota yang tersisa hingga akhir tahun tinggal 209.618 Kiloliter.

Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Sumatra Bagian Utara Agustiawan, akhir pekan lalu mengatakan, dengan jumlah kuota tersebut, perkiraan Pertalite hanya sanggup bertahan hingga akhir Oktober 2022 saja.

“Pengajuan kuota tambahan sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi, namun masih belum ada keputusan dari pemerintah pusat,” cakapnya.

Lanjut Agustiawan, untuk rata-rata harian penyaluran Pertalite di wilayah setempat jika sesuai kuota sebenarnya hanya 2.200 kl/hari. Namun rata-rata distribusi harian masih diupayakan di 2.400 Kl/hari. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi antrian yang terlalu panjang.

“Memang pilihan sulit sebenarnya, di satu sisi penyaluran harian harus diatur, tapi resikonya pasti akan berdampak kepada antrian kendaraan di SPBU. Tapi di satu sisi akan beresiko juga kalo seandainya penyaluran dilepaskan tanpa ada pengaturan lebih lanjut, kuota Pertalite tidak sampai akhir tahun,” ucapnya.

Disampaikan Agus, guna menjaga penyaluran BBM bersubsidi terpenuhi sampai dengan 31 Desember 2022 dan sesuai dengan kuota yang ditetapkan, beberapa hal telah dilakukan Pertamina.***