Berita

Selain Minyak Goreng, BI Sebut Kurangnya Pasokan Sebabkan Harga Telur dan Ayam Turut Naik

Share

BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Selain harga minyak goreng yang tinggi, berkiranganya pasokan membuat harga telur dan daging ayam turut mengalami kenaikan. Meski demikian secara keseluruhan ketersediaan sembako di Riau masih stabil hingga pekan kedua Januari 2022.

“Berdasarkan hasil pemantauan kami, perkembangan harga dari Survey Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia sampai dengan minggu ke-2 Januari harga berbagai komoditas di Riau secara umum masih terkendali,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Riau M Cahyaningtyas, Kamis, 13 Januari 2022 di Pekanbaru.

Dia menambahkan, untuk harga komoditas beras stabil, dan memang terdapat peningkatan harga pada beberapa komoditas diantaranya telur ayam dan daging ayam ras.

Peningkatan tersebut terindikasi karena adanya keterbatasan pasokan dari pasca periode liburan Natal dan Tahun Baru. Di samping itu, harga pakan jagung yang meningkat juga turut mendorong kenaikan harga telur daging ayam.

Dijelaskan pula bahwa kenaikan harga telur dan daging ayam tidak hanya di Riau, tapi juga di daerah lain seperti Sumut dan Sumbar yang terpantau juga mengalami kenaikan.

Sementara itu, lanjut Tyas, hasil pemantauan dari TPID, distribusi daging ayam dari pemasok terpantau masih lancar. Namun terdapat hambatan pada pasokan telur ayam sejak akhir Desember terkait penyaluran Bansos Non Tunai kepada masyarakat yang salah satu komponennya adalah telur ayam.

Harga daging ayam yang meningkat masih berada pada kisaran harga acuannya yaitu Rp.35.000/kg. Sementara, harga telur ayam terindikasi mulai menurun pada minggu ke-2 Januari 2022, seiring mulai membaiknya pasokan.

“Ke depan, Bank Indonesia bersama TPID di wilayah Riau akan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan harga berbagai komoditas tersebut dan mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan harga. Di samping itu, TPID akan terus melakukan upaya peningkatan pasokan komoditas strategis melalui Kerja sama Antar Daerah (KAD) dengan daerah produsen,” terangnya. (bpc2)