Berita

Pengaruh Globalisasi Bagi Budaya Daerah, Akankah Indonesia Bisa Kehilangan Identitas?

Share

BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Konsep globalisasi mulai digaungkan di Tanah Air sekitar tahun 2000-an. Secara sederhana, globalisasi dapat diartikan dengan keterbukaan. Suatu kelompok lebih terbuka dan lebih bisa menerima budaya – budaya asing. Lantas apa pengaruh globalisasi bagi budaya daerah?.

Globalisasi adalah suatu integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia. Globalisasi merupakan suatu fase perubahan yang dialami oleh masyarakat di berbagai penjuru dunia. 

Ciri khas dari era globalisasi yaitu semakin kaburnya batas-batas geografis antar negara. Pertukaran informasi serta arus barang maupun jasa tidak lagi hanya dilakukan dalam cakupan negara (lokal, nasional) namun juga merambah lintas negara (studiobelajar.com 10/08/2020).

Kompas.com, dalam artikel yang diterbitkan pada 10 Agustus 2020—menyatakan bahwa fenomena ini melibatkan integrasi ekonomi, budaya, kebijakan pemerintah, teknologi, ilmu pengetahuan hingga gerakan politik di seluruh dunia.

Ada banyak persepsi menganggap bahwa kehadiran globalisasi dalang munculnya masalah baru dalam berbagai bidang, bahkan masalah dalam budaya hingga dianggap mengancam nasionalisme.

Hal ini disebabkan gempuran budaya – budaya barat yang sejak dulu dianggap bertentangan dengan budaya timur yang sejak lama dianut oleh Bangsa Indonesia. Dampak lain, akan mempengaruhi sistem sosial dan budaya lokal 

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu ada pengaruh positif dan ada pula pengaruh negatifnya. Adapun dampak dari globalisasi bagi kebudayaan Indonesia yaitu:

Dampak globalisasi bagi kebudayaan di Indonesia

  • Kehadiran teknologi mengikis cara tradisional yang tidak efektif dan efisien.
  • Transformasi budaya, dikenalnya budaya lokal hingga ke seluruh dunia dengan hadirnya digitalisasi.
  • Saling tukar informasi tentang budaya dalam negeri ke luar dengan sistem pertukaran pelajar.
  • Terkikisnya nilai – nilai budaya lokal akibat dipengaruhi oleh masuknya budaya asing.
  • Terkikisnya rasa cinta generasi muda terhadap budaya sendiri, sebab mereka akan cenderung membandingkan dengan budaya luar yang dianggap lebih modern, terutama dalam hal cara berpakaian, hingga makanan dan minuman.
  • Generasi muda lebih tertarik untuk mendalami budaya luar ketimbang budaya sendiri, sebab budaya luar dianggap hal yang baru.
  • Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa.

(bpc2)