Wardan Disebut Bupati Kelapa

Share

BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Siapa nyangka, ternyata Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) memiliki kawasan perkebunan kelapa terluas di Indonesia. Sekitar 429 ribu hektar lebih lahan kebun kelapa secara turun temurun dikelola rakyat sebagai mata pencaharian sehari-hari. Di samping itu terdapat lima industri kelapa memperkuat posisi Inhil dalam urusan kelapa. Produk yang dipasarkan di dalam negeri dan luar negeri itu berupa minyak goreng, pelet bungkil kelapa, perabot kelapa, santan kelapa dan masih banyak lagi. 

Bupati Inhil, H. M. Wardan benar-benar sadar kalau potensi kelapa yang menjadi mata pencaharian 70 persen rakyat Inhil benar-benar harus dikembangkan dan dilestarikan. Bahkan konsekuensi kepedulian Wardan yang luar biasa terhadap kelapa itu sampai-sampai lelaki ramah dan necis itu sering digelari ‘Bupati Kelapa’.

 “Saya tak malu bila dipanggil ‘Bupati Kelapa’. Saya bangga,” kata Wardan. Selanjutnya Wardan menambahkan, “Bila dipersentase secara nasional, luas kebun kelapa Inhil itu mencapai 11,6 persen. Oleh sebab itu saya berani katakan Inhil 

Wardan yang anak-jati Melayu Inhil ini benar-benar mempersiapkan dirinya untuk membangun kampung halaman. Meski sudah malang-melintang dalam sejumlah jabatan dinas di Provinsi Riau -antara lain Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) dan Kadis Pendidikan- Wardan diam-diam menyelami dan mendalami kiat berpirah di dunia politik praktis.

Sekitar satu tahun yang lalu, Wardan atas desakan kerabat dan masyarakat yang bersimpati padanya memutuskan ikut mencalonkan diri dalam Pilkada Kabupaten Inhil. Waktu itu Wardan didukung Partai Golkar dan sejumlah partai lain berhasil memenangkan pilkada itu. Jadilah Wardan sebagai Bupati Inhil dengan wakilnya Rosman Malomo untuk periode lima tahun.

Kini Wardan benar-benar berpikir keras bagaimana potensi kelapa Inhil tetap berkembang dan menjadi andalan komoditi unggulan dari daerah ini. “Luasnya kebun kelapa di Inhil dan kini sekitar 100 ribu hektar kebun kelapa itu terancam mati akibat intrusi air laut, saya benar-benar merangkul Pemerintah Provinsi Riau dan sejumlah perusahaan industri kelapa di Inhil untuk ikut berpartisipasi,” ucap Wardan yang berpenampilan gagah dan tenang ini.

Saat mempresentasikan soal potensi kelapa Inhil, tampak Wardan benar-benar menguasai persoalan perkelapaan cukup luas dan dalam. Wardan juga bercerita bagaimana salah satu industri kelapa di daerah ini sejak lama telah memproduksi santan Kara dan minuman kemasan air kelapa serta nata decoco. 

“Sayang selama ini di kotak kemasan itu hanya ditulis nama perusahaan dan daerah kecamatannya. Nanti saya minta pada pihak perusahaan agar dituliskan di kemasan ‘Made in Indragiri Hilir, Riau, Indonesia,” ucap Wardan disambut tepuk tangan hadirin. Pantaslah kalau Wardan merasa nyaman dipanggil ‘Bupati Kelapa’. (advertorial/ezy)