Imigran Pekanbaru di Duga Jadi Gigolo, Pengamat: Mereka Itu Produk Luar

Share

BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Fenomena gigolo dan adanya dugaan penyebaran ajaran syiah oleh imigran yang tinggal di Pekanbaru kini mulai menyeruak. Pengamat Sosial Universitas Riau Dr Achmad Hidir mengatakan saat ini fenomena gigolo di Pekanbaru memang sedang marak. Tak hanya itu, seiiring bertumbuhnya kota ini, kebutuhan seksual juga semakin tinggi.

“Fenoma gigolo bukan hal yang baru lagi di masyarakat, karena prostritusi itu sering dianggap dengan perempuan. Tapi kebutuhan seks juga tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki juga ingin melakukan hal yang sama,” katanya, kepada bertuahpos.com, Rabu (4/11/2015).

Saat ini, untuk masyarakat kelas di Kota Pekanbaru membuat kaum perempuan juga ingin mendapatkan kebutuhan seksual. “Maka dari itu, gigolo di Pekanbaru itu terjadi. Karena memang mereka yang menjadi gigolo tersebut mendapatkan keuntungan,” sambungnya.

Keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan finansial dan seksualitas yang tinggi. Selain itu, jika memang imigran yang bermukim di Pekanbaru ada yang menjadi gigolo sebab mereka memiliki nilai jual tinggi.

“Makanya wajar saja jika mereka ada yang menjadi gigolo karena mereka itu  produk luar. Masyarakat masih menilai bahwa sesuatu yang berasal dari luar masih hal luar biasa,” jelasnya.

Selain itu, dalam berbagai urusan, lelaki memang aktif dibanding perempuan, terutama dibidang seksual. Dengan berkembangnya industri hiburan alias tempat esek-esek di Pekanbaru, tentunya memberikan peluang tumbuhnya prostitusi. Selain itu, gigolo sebagai laki-laki normal juga masih membutuhkan hubungan seksual.

Dirinya berpendapat tidak menutup kemungkinan bahwa, dari imigran yang menjadi gigolo bisa menyebar ajaran syiah di Pekanbaru. Maka dari itu, Pemko dan terlebih lagi Menkumham juga harus bertindak aktif untuk atasi masalah ini.

“Karena, jika sampai hal tersebut terjadi maka akan menjadi hal yang berbahaya, karena adanya penularan penyakit. Terlebih lagi adanya dugaan penyebaran ajaran Syiah. Salah satu caranya adalah membuat aturan terhadap hiburan di Pekanbaru. Jika perlu, ditertibkan tempat hiburan itu. Jangan sampai ajaran Syiah juga berkembang,” lanjutnya. (iqbal)