Serapan Beras Lokal Sedikit, Gubri Minta Bulog Riau Gerak Cepat

Share

BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau meminta agar gerak Badan Urusan Logistik (Bulog) Riau untuk bergerak cepat melakukan realisasi penyerapan beras lokal sesuai dengan target yang sudah ditetapkan.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyebutkan ada banyak langkah dan upaya yang bisa dilakukan untuk bisa mencapai target tersebut. Sementara Pemprov Riau, melalui Dinas Pertanian dan Peternakan akan memberi dukungan terkait hal tersebut.

“Tinggal Bulognya lagi, usaha mereka kencang dan serius tidak untuk melakukan realisasi itu,” katanya kepada bertuahpos.com, saat ditemui di ruangannya, kemarin.

Andi Rachman yakin jika langkah strategis dengan melakukan koordinasi dengan dinas terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dilakukan intens, realisasi penyerapan beras lokal bisa tercapai sesuai target. Termasuk menyusun langkah strategis untuk teknis realisasinya.

“Kalau itu saya yakin Dinas Pertanian kita sudah menyampaikan. Tinggal Bulognya saja lagi, itu bagian dari tugas mereka memang,” tambahnya.

Menurut Andi Rachman, sudah menjadi tugas BUMN itu untuk memenuhi kebutuhan pangan disuatu daerah. Dia meminta Bulog sebagai penyelenggara untuk tetap bekerja keras agar realisasi sesuai dengan target.

Setelah ditetapkan bahwa Bulog harus bisa melakukan realisasi beras lokal sebanyak 5 ribu ton tahun 2016, saat ini realisasi beras lokal yang mampu terserap Bulog hanya 777,7 ton di semester I-2016. Melihat data tersebut, Bulog Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) mulai mengkhawatirkan target serapan beras petani lokal. Pasalnya produksi padi di Riau terancam turun sebanyak 6 ribu ton, akibat banyak sawah terendam banjir.

Humas Bulog Riau Kepri, Hendra Gunafi mengatakan, Tahun 2016 ini, target realisasi beras sama dengan tahun sebelumnya. Dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) seharga Rp 7300 per kilogram. Hanya saja beberapa tahun terakhir, Bulog tak kunjung capai target serapan beras. Tahun 2015 saja, dari target 5000 ton hanya terserap sekitar 1000 ton.

Hendra mengakui hal itu. Hanya saja dirinya menyebut Bulog divre Riau dan Kepri sudah berusaha. Hanya saja ada beberapa persoalan seperti tingginya harga jual dari petani. “Kita kalau di atas HPP tidak bisa. Ini juga yang membuat serapan beras rendah,” katanya.

Selain itu, petani di Riau juga banyak memilih menjual kepada pihak luar. Seperti pemilik modal yang membeli dengan harga di atas HPP.

“Ya, kalau ada yang beli beras petani lebih dari HPP baik juga, karena menguntungkan petani. Bulog di sini berperan menjaga agar tidak ada jatuh harga beras. Karena biasanya saat panen raya, penampung tidak sanggup lagi membeli, sehingga harga jatuh. Makanya bulog di sini siap selalu membeli,” katanya.

Penulis: Melba