Penghasil Sawit Terbesar, Riau Masuk Daftar Penelitian RCCC UI

Share

BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC UI) melakukan studi untuk mengetahui dampak penerapan praktik-praktik  berkelanjutan di perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perkebunan kecil di sejumlah daerah penghasil sawit di Indonesia. Provinsi Riau masuk dalam wilayah yang akan dilakukan penelitian itu.

Penanggungjawab RCCC UI, Sonny Mumbunan, mengatakan, saat ini pasar global telah berubah. Sistem yang harus didukung adalah cara pengelolaan sawit berkelanjutan.

“Kami perlu membantu pekebun sawit kecil untuk bisa beralih ke praktik berkelanjutan agar produk perkebunan itu tetap bisa diterima dan memasok pasar dunia,” katanya dalam konfrensi pers yang digelar di hotel Premiere, Pekanbaru, Selasa (17/05/2016).

Menurut dia, masyarakat dan seluruh elemen di Riau dan Indonesia tidak cukup paham soal masalah kebun sawit di Riau. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pekebun kecil. Termasuk tuntutan praktik berkelanjutan. Tentu saja hal ini akan berdampak pada pendapatan ekonomi, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

TIM RCCC UI akan melakukan survei terhadap pekebun kecil di Kabupaten Pelalawan, Siak dan Kampar. Daerah ini masuk dalam wilayah produsen kepala sawit terbesar di Indonesia pada Mei 2016.

Langkah serupa seperti ini juga akan dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah. Hasil studi keseluruhan yang melibatkan lebih dari 1.500 pekebun skala kecil ini diharapkan akan dapat diumumkan pada September 2016 mendatang.

“Di Riau, kami akan melakukan pemahaman terhadap pekebun skala kecil. Kami akan kumpulkan data ekonomi, produksi pendapatan dan harga mereka secara keseluruhan,” kata Sonny.

Pekebun kelapa sawit yang mengelola sekitar 42 persen wilayah perkebunan nasional, merupakan salah satu pelaku penting untuk mewujudkan industri kelapa sawit berkelanjutan. Ada banyak tantangan yang dihadapi pekebun kecil, termasuk ketidakpastian status lahan, kurangnya akses pendanaan, atau input produksi yang baik seperti bibit dan pengetahuan budidaya.

Padahal praktek perkebunan terbaik dan berkelanjutan sangat berpotensi meningkatkan hasil panen pekebun kecil secara signifikan dalam jangka panjang tanpa perlu memperluas lahan.

“Kami berharap hasil studi ini bisa menjadikan dasar pengembangan insentif dan inovasi yang mampu menguntungkan banyak pihak untuk mendorong petani kecil kelapa sawit menuju praktik-praktik kelapa sawit berkelanjutan,” katanya.

Dalam melakukan studi ini, RCCC UI akan memanfaatkan pengetahuan lokal dan mengembangkan kapasitas peneliti-peneliti muda di Provinsi Riau. Sasarannya dengan perekrutan pelaksanaan survei, atau enumerator yang akan turun kelapangan. Penelitian ini meliputi metodologi penelitian, substansi melalui riset dan manajemen data lapangan yang diikuti lebih dari 50 persen peserta di Pekanbaru.

Penulis: Melba