40 Militan Abu Sayyaf Tewas Dalam Operasi Militer Filipina

Share

BERTUAHPOS.COM (BPC)– Angkatan Bersenjata Filipina melancarkan serangan kepada kelompok militan Abu Sayyaf sejak pekan lalu. Setidaknya, 40 orang tewas dan 12 orang dari kelompok tersebut luka luka.

Operasi tersebut terjadi di Basilan dan Sulu. Operasi ini menindaklanjuti beberapa tragedi perompakan dan penculikan yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf dan Filipina merasa hal tersebut sudah mencoreng nama besar Filipina.

Dilansir dari Asia Time, Presiden Filipina yang baru, Rodrigo Duterte memang bersepakat untuk menuntaskan kelompok Abu Sayyaf ini karena dirasa sudah menggangu stabilitas dunia. Belum lagi ketakutan bagi negara asing yang hendak bertandang ke Filipina.

“Serangan militer sedang berlangsung, bulan ini korban dari jumlah militan abu sayyaf sangat besar,” ujar juru bicara Militer Filipina, Kolonel Filemon Tan, Rabu (13/7).

Duterte sebelumnya memperingatkan Abu Sayyaf untuk menghentikan kegiatan teroris mereka. Jika tidak, kata dia, mereka akan menghadapi kekuatan penuh hukum.

Namun pemberontak membuat ejekan dari peringatan pemerintah dengan memenggal kepala dua tawanan Kanada setelah kedua keluarga para tawanan ‘dan pemerintah Kanada gagal untuk membayarkan 13 juta dolar untuk uang tebusan untuk mengamankan kebebasan mereka.

Tan mengatakan, serangan ini akan terus dilakukan, sampai pihak Abu Sayyaf menyerah. Tan mengaku, pihak militer Filipina sudah berhasil memborbardir kelompok inti dari Abu Sayyaf tersebut.

Sebelum operasi dimulai, sebanyak 7.000 warga di Sulu dan Basilan sudah diungsikan di daerah aman. Operasi militer sendiri berlangsung aman tanpa harus melukai warga sekitar.

Saat ini, menurut Tan setidaknya ada 14 orang yang ditawan oleh kelompok Abu Sayyaf ini. Tujuh diantaranya adalah WNI. Sedangkan lima lainnya merupakan warga negara Filipina. Satu warga dari Belanda dan satu warga berkebangsaan Norwegia.

Abu Sayyaf resmi mengklaim berjuang untuk negara Islam terpisah di Filipina. Tapi mereka telah sebagian besar terkonsentrasi pada penculikan dan pemerasan kegiatan di Filipina Selatan dan Malaysia Timur.

Sumber: Republika