Singapore Airlines Ltd telah memperketat aturan layanan kabin, setelah satu penumpang meninggal dan banyak lainnya terluka dalam penerbangan dari London awal pekan ini.
Maskapai tersebut mengumumkan pada Jumat, 24 Mei 2024, bahwa mereka akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati, dalam mengelola turbulensi setelah Penerbangan SQ321 tiba-tiba kehilangan ketinggian pada Selasa lalu, dan harus melakukan pendaratan darurat di Bangkok.
Satu orang meninggal dan puluhan penumpang lainnya masih dirawat di rumah sakit Thailand akibat cedera serius, termasuk kerusakan sumsum tulang belakang dan cedera kepala.
“Layanan makanan dalam penerbangan akan dihentikan ketika tanda sabuk pengaman dinyalakan, selain penangguhan minuman panas,” kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.
Anggota kru juga akan kembali ke tempat duduk mereka dan mengikat diri.
Singapore Airlines menyatakan akan terus meninjau proses mereka untuk memprioritaskan keselamatan awak dan penumpang.
Revisi kebijakan ini kini mengharuskan seluruh penumpang untuk mengenakan sabuk pengaman selama perjalanan, terlepas dari kondisi penerbangan saat itu.
Kebijakan baru ini menekankan pentingnya keselamatan, terutama setelah insiden pada Penerbangan SQ321, di mana penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman terlempar ke atap kabin dan barang-barang pribadi serta layanan sarapan berhamburan di seluruh pesawat.
“Cedera yang diderita para penumpang menggarisbawahi kekuatan vertikal besar yang menimpa siapa pun yang tidak terikat ketika sebuah pesawat tiba-tiba jatuh,” ujar pihak rumah sakit Samitivej Srinakarin
Sekitar 22 penumpang mengalami kerusakan tulang belakang dan enam lainnya menderita cedera tengkorak dan otak.
Dua puluh orang berada dalam perawatan intensif, sementara 17 orang telah menjalani operasi. Secara keseluruhan, lebih dari 100 orang memerlukan perawatan medis di Bangkok.
Pilot dan awak kabin telah dilatih untuk mengamankan semua barang dan perlengkapan yang lepas untuk meminimalkan risiko cedera dalam situasi turbulensi.
Turbulensi dapat terjadi ketika pesawat terkena arus udara kuat yang mendorong atau menarik badan pesawat, fenomena ini bisa disebabkan oleh kantong udara panas atau sistem cuaca kuat.
Rohan Laging, wakil direktur layanan darurat di grup rumah sakit Alfred Health di Melbourne, menjelaskan bahwa pasukan tersebut dapat melemparkan penumpang dengan sangat keras sehingga bisa berbahaya seperti terjatuh dari tangga atau menyelam ke dalam kolam renang beton yang dangkal.
Singapore Airlines berkomitmen untuk terus memperbaiki prosedur keselamatannya demi melindungi penumpang dan awak kabin dari risiko cedera akibat turbulensi yang tidak terduga.***