BERTUAHPOS.COM – Kasus perundungan terhadap pelajar kembali terjadi di Kota Pekanbaru. Seorang siswa kelas 1 SMP Islam Terpadu (IT) Al-Ikhlas Pekanbaru harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh dua teman sekolahnya, KAA dan RA.
Peristiwa ini terjadi saat jam belajar di sekolah SMP IT Al-Ikhlas, tepatnya pada Selasa 18 Februari 2025 pukul 08.30 WIB di Jalan Selamat, Kecamatan Tenayan Raya.
Korban baru menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya saat dijemput sore harinya.
Kuasa hukum korban dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Persada Bunda, Dr. Irfan Ardiansyah SH MH, menyebutkan bahwa saat tiba di rumah, korban mengeluhkan sakit di bagian ulu hati dan leher serta mengalami muntah-muntah.
“Kepada orang tuanya, korban mengaku ditendang pada bagian punggung dan kaki, kemudian perutnya dipukul serta leher dicekik menggunakan dasi oleh dua temannya,” ungkap Irfan, Jumat 21 Februari 2025.
Berdasarkan pengakuan korban, salah satu pelaku, RA, disebut sudah dua kali melakukan perundungan terhadapnya.
Tidak terima dengan kejadian ini, ayah korban, Mardinus (52), langsung melaporkan insiden tersebut ke Polresta Pekanbaru pada malam harinya. Korban juga telah menjalani visum di Rumah Sakit Bhayangkara.
Keesokan harinya, karena korban terus mengeluhkan sakit di bagian dada dan ulu hati, orang tuanya membawanya ke Rumah Sakit Tabrani untuk menjalani perawatan selama dua hari.
Menurut hasil pemeriksaan dokter, korban tidak mengalami luka dalam, tetapi mengalami trauma akibat insiden tersebut.
LBH Persada Bunda juga menyayangkan minimnya perhatian dari pihak sekolah terhadap kasus ini.
“Kami sangat menyayangkan tindakan pihak sekolah yang tidak segera mengabarkan kejadian ini kepada orang tua korban. Bahkan, selama korban dirawat di rumah sakit, pihak sekolah tidak menjenguk korban. Mereka hanya menghubungi orang tua korban untuk datang ke sekolah agar dilakukan mediasi dengan pelaku,” ujar Irfan.
LBH Persada Bunda berharap kasus ini menjadi perhatian serius aparat kepolisian agar tidak ada lagi korban lain yang mengalami perundungan di sekolah.
“Kami berharap kasus ini mendapat perhatian dari Polresta Pekanbaru agar tidak ada lagi anak-anak lain yang menjadi korban. Berdasarkan informasi yang kami terima, selain korban, ada anak-anak lain yang juga mengalami perlakuan serupa dari pelaku,” pungkasnya.