BERTUAHPOS.COM — Petani nanas di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau menghadapi tantangan besar akibat tingginya harga pupuk.
Ketua Kelompok Tani Nanas, Mardanis, mengungkapkan bahwa biaya pupuk yang mahal membuat pendapatan dari hasil panen sering kali tidak sesuai harapan, yang berpotensi mengancam keberlanjutan perkebunan nanas di desa tersebut.
“Harga pupuk yang semakin mahal menyulitkan kami para petani nanas. Kadang hasil panen tidak sebanding dengan biaya produksi, sehingga berpengaruh pada kelangsungan perkebunan kami,” ujarnya kepada Bertuahpos, Jumat, 7 Februari 2025.
Mardanis mengatakan, salah satu kendala utama yang dihadapi petani adalah tidak masuknya mereka dalam kategori penerima pupuk bersubsidi. Menurut Ketua Kelompok Tani Mardasi, mereka dianggap mampu secara finansial untuk membeli pupuk nonsubsidi, padahal kenyataannya tidak semua petani dalam kondisi ekonomi yang baik.
Selain itu, harga jual nanas yang fluktuatif turut menjadi tantangan tersendiri. Dalam kondisi terbaik, harga nanas bisa mencapai Rp5.000 per buah, tetapi tidak setiap panen menghasilkan buah berkualitas baik. Minimnya pemupukan akibat mahalnya harga pupuk turut berdampak pada hasil panen yang tidak optimal.
Dia menyebut, para petani di Kampar berharap pemerintah dapat mempertimbangkan memasukkan petani nanas sebagai penerima pupuk bersubsidi, guna mendukung keberlanjutan pertanian nanas di Desa Kualu Nenas.
“Sejak dulu, desa kami terkenal dengan hasil nanasnya. Jika masalah ini terus berlanjut, tentu akan berdampak pada produksi nanas di daerah ini,” tambahnya.
Dengan adanya perhatian dari pemerintah, diharapkan sektor pertanian nanas di Kualu Nenas dapat terus berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi para petaninya.***